Diskusi Bulanan Program Studi Teknik Sipil yang sudah berlangsung secara rutin tiap bulan, pada Kamis lalu (22/4) kembali diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS) Unika Soegijapranata dengan menghadirkan praktisi, sekaligus alumnus Prodi Teknik Sipil Unika Soegijapranata tahun 1996, Prasetiyohadi ST SH MH yang mengupas tentang “Pengujian Prasarana Sisi Udara Oleh Balai Teknik Penerbangan”.
Acara diskusi yang dilangsungkan secara daring dengan melalui ruang virtual Unika ini, dipandu oleh moderator Ir Yohanes Yuli Mulyanto MT sebagai salah satu dosen Prodi Teknik Sipil Fakultas Teknik Unika Soegijapranata.
Dalam sambutan pembukanya, Ir Widija Suseno W MT selaku koordinator acara diskusi bulanan menyampaikan perlunya diupayakan kegiatan diskusi yang bisa untuk wadah dalam mengembangkankan wawasan dan pengetahuan tentang pengaplikasian ilmu dalam dunia kerja.
“ Forum diskusi ini merupakan kegiatan rutin setiap bulan, dan kami berharap forum ini bisa berlangsung terus setiap bulan karena sejauh ini sudah kurang lebih lima tahun acara diskusi ini telah berlangsung,” papar Ir Widija.
Saya juga berharap dengan menyertakan para alumni seperti narasumber hari ini yakni Pak Prasetiyo, yang materi-materinya tidak diajarkan di bangku perkuliahan dan bersifat praktisi mengenai berbagai bidang kerja, terkhusus pada siang hari ini kita akan membahas tentang bidang perhubungan sehingga diharapkan dapat memberikan bekal bagi para mahasiswa dan masyarakat pada umumnya, lanjutnya.
Mengawali presentasinya Prasetiyohadi ST SH MH yang saat ini menjabat sebagai Kepala Balai Teknik Penerbangan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara menjelaskan salah satu tugas dan fungsi Balai Teknik Penerbangan yaitu pengujian prasarana sisi udara.
“Airport pavement management system ini merupakan kewajiban dari setiap bandar udara di Indonesia untuk membuat dan melaporkan terkait management system pavement-nya,” jelasnya.
Pavement management system menurut KP 94/2015 adalah prosedur sistematis yang bertujuan memperoleh hasil yang maksimal dengan biaya yang seefisien mungkin, termasuk tindakan pencegahan adanya FOD (barang-barang asing yang ada di landasan) maupun ketidakteraturan permukaan pada konstruksi permukaan bandar udara.
Pengelola bandar udara di Indonesia ada dua yaitu yang dikelola oleh Dirjen Perhubungan Udara atau disebut UPBU (Unit Penyelenggara Bandar Udara), serta yang lainnya adalah dikelola oleh BUMN yaitu bandar udara milik PT Angkasapura I dan PT Angkasapura II.
Jumlah bandar udara yang dikelola oleh BUMN ada sekitar 30 bandara, sedangkan yang dikelola oleh Dirjen Perhubungan Udara sangat banyak sekali, dari Sabang sampai Mereuke itu ada sekitar 300 bandar udara. Dari jumlah tersebut yang terbanyak adalah di Papua dan di kepulauan-kepulauan Indonesia dimana bandara-bandara tersebut masih berupa lapangan terbang, kata Prasetiyohadi.
“Pavement management system juga harus dilaporkan secara berkala kepada Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Direktur Bandar Udara dan juga kepada Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara. Sedangkan pelaporannya wajib dilakukan sekali dalam setahun,” ucapnya.
Ada sanksi administratif bagi Bandar Udara yang tidak memenuhi kewajiban melaporkan Pavement management system, diantaranya adalah pembekuan sertifikat bandar udara dan pencabutan sertifikasi bandar udara.
Jadi pengujian yang dilakukan oleh Balai Teknik Penerbangan di prasarana sisi udara itu menyangkut pengujian mutu di bidang bahan, kemudian pengujian mutu di bidang hasil pekerjaan sipil, dan pengujian mutu terkait lingkungan bandar udara.
“Konstruksi bandar udara di Indonesia itu sangat unik sekali dibandingkan negara-negara lain di dunia. Selama saya mengabdi di Dirjen Perhubungan Udara mulai dari Sabang sampai Merauke, konstruksi di Indonesia itu sangat bervariasi. Hal ini menarik apabila ada mahasiswa yang ingin mengambil skripsi mengenai konstruksi bandar udara seperti misalnya konstruksi cakar ayam yang digunakan pada konstruksi bandar udara Soekarno Hatta,” tandasnya, (FAS)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi