Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Unika pada Jumat (8/9) lalu telah menyelenggarakan Yudisium Fakultas bertempat di Ruang 108 Gedung Antonius lantai 1 dan diikuti oleh 21 wisudawan-wisudawati, para dosen dan tenaga kependidikan FHK, serta para orang tua wali.
Bapak Sutiyarso sebagai wakil orang tua wisudawan dalam sambutannya menyampaikan pesan bahwa perjuangan yang sudah dilalui tidak berhenti ketika lulus kuliah saja melainkan para wisudawan nantinya harus terjun ke masyarakat dan dunia kerja, “Saya tidak lupa mengucapkan selamat kepada wisudawan/wisudawati yang telah memperoleh gelar sarjananya. Ingat perjuangan belum berakhir, selamat melanjutkan perjuanganmu di dalam dunia kerja. Sukses untuk semuanya, lebarkan sayapmu selebar mungkin dan terbanglah setinggi mungkin untuk meraih cita-citamu” ujar Sutiyarso.
Hal senada juga disampaikan oleh B Danang Setianto, SH., LL.M., MIL atau yang akrab disapa Pak Benny yang merupakan Dekan Fakultas Hukum dan Komunikasi bahwa lulus kuliah merupakan awal perjuangan dan beliau pun juga menguraikan arti dari maksud awal perjuangan tersebut. Benny mengumpamakan para calon wisudawan/wisudawati tersebut seperti kupu kupu yang berproses sejak awal ketika masih menjadi ulat untuk memecahkan cangkang telur hingga telah menjadi kupu kupu yang siap terbang. “Artinya pertanggungjawaban anda yang dituntut oleh orang tua anda itu akan semakin besar. Anda tidak bisa lagi berkelit di dalam kampus, anda tidak bisa lagi bersembunyi di dalam tembok tembok kampus. Tembok kampus ini sebenarnya sama seperti ketika telur kupu kupu belum menetas. Ketika telur kupu kupu belum menetas maka embrio di dalam telur itu dilindungi oleh cangkang telur dan kemudian cangkang telur itu dierami oleh induknya. Nah pada saat dierami itu juga ibarat anda saat kuliah. Pada saat anda kuliah merupakan saat anda berada di dalam cangkang telur, maka anda akan berproses / bekerja untuk memecahkan cangkang telur itu dan bukan kami para dosen yang memecahkan cangkang telur itu. Kami civitas akademika fungsinya hanya sebagai stimulan/ perangsang agar embrio di dalam cangkang telur itu berproses di dalam dirinya sendiri untuk memecahkan kulit/ cangkang telur. Karena kalau kulit telur dipecahkan dari luar ibarat kami yang memecahkan anda maka embrionya justru akan mati seperti kepompong. Ketika ulat menjadi kepompong dan kalau ada orang yang tidak sabar ingin melihat kupu kupu lalu kepompongnya dipecahkan dan dibuka maka ulatnya tdk akan berubah menjadi kupu kupu. Nah proses anda di dalam kampus adalah proses anda berada dalam cangkang telur yang mungkin melindungi anda untuk keluar tetapi saat anda diwisuda, anda sudah memecahkan kepompong / cangkang telur, maka anda tidak bisa bersembunyi di tembok kampus. Anda dituntut untuk menjadi kupu kupu yang baik, tunjukkanlah pada dunia sehingga dunia terpikat pada dirimu dan sayap kupu kupumu” tegas Benny. (Holy)
Internship Fair FIKOM SCU: Jembatan Mahasiswa Menuju Dunia Industri
Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Soegijapranata Catholic University (SCU) secara rutin