Ternyata meski pandemi covid-19 masih melanda dan hingga kini belum ada kabar baik tentang kapan akan berakhirnya, namun kondisi tersebut tidak menyurutkan semangat salah satu mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni Unika Soegijapranata untuk mengisi waktu dan mengembangkan talentanya dengan mengikuti kompetisi tingkat nasional.
Bahkan dalam kompetisi tersebut dia berhasil meraih prestasi dalam kompetisi tingkat nasional di dua lokasi lomba yang berbeda. Mahasiswi tersebut adalah Ryani Airin Putri Wenas.
Dara yang memiliki hobi travelling, menari, menyanyi dan memasak ini, pada salah satu kompetisi EEC (Economics English Club) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lampung (Unila) telah berhasil meraih juara Kedua tingkat nasional yaitu pada jenis lomba Story Telling.
Dalam kompetisi EEC yang bertema besar “Frame Your Timeless Legacy” ini diperuntukkan bagi seluruh mahasiswa atau mahasiswi perguruan tinggi negeri dan swasta se-Indonesia. Dan diikuti sekitar 40 peserta lomba yang mewakili dari beberapa perguruan tinggi swasta maupun negeri di Indonesia.
Sedangkan kompetisi nasional lainnya yaitu kompetisi EFEST 2020 Universitas Diponegoro (UNDIP) yang memilih tema besar “Indonesian Economic Outlooks in The New Normal Era”, Airin demikian nama panggilannya berhasil meraih juara Ketiga.
Saat diwawancarai melalui telepon Whats app, Airin mengisahkan kembali segala persiapan yang dilakukannya menjelang lomba tingkat nasional tersebut.
“Saat saya mengikuti lomba EFEST (English Festival) 2020 UNDIP, Instragam saya di follow oleh official accountnya EEC Unila, dan early bird-nya adalah saat tanggal saya di follow. Maka saya segera mengisi formulirnya dan mempersiapkan diri dengan latihan,” kenangnya.
Di EEC Unila saya pertama kali mendapat tema tentang Good Old Days atau menceritakan tentang hari-hari baik sebelum muncul pandemi covid-19. Sedangkan untuk finalnya saya diminta untuk mengkombinasikan tiga kata kunci yang diberikan secara acak untuk dijadikan sebuah cerita, dan tiga kata kunci tersebut yaitu perhiasan warisan, situasinya memalukan dan tempatnya di gedung pengadilan, jelas Airin.
Maka sebelum mempersiapkan diri mengikuti lomba memang saya harus banyak membaca literasi melalui internet untuk mendapatkan ide pembuatan cerita, searching youtube untuk cari ekspresi-ekspresi saat story telling, kemudian menghafalkan narasi cerita yang membutuhkan waktu sekitar tiga hingga empat hari, selanjutnya latihan sendiri dan direkam berulang-ulang sampai jadi, baru dikumpulkan, paparnya.
Untuk perlengkapan yang dipakai ya kita siapkan sendiri apa yang ada di rumah seperti handicraft. Tentu saja kita harus kreatif dan pandai memanfaatkan apa saja yang bisa dipakai dan ada di rumah.
Saat ditanya tentang prestasi yang sebelumnya pernah diraih, Airin menyampaikan bahwa untuk tingkat universitas, baru dua kompetisi tersebut yang pernah diraihnya, karena Airin saat ini masih kuliah di semester tiga tahun kedua.
Namun sewaktu SMA, Airin mengakui sudah sering mengikuti lomba sampai tingkat provinsi dan sering meraih juara satu.
Sebagai penutup, Airin mengungkapkan profesi yang ingin dicapainya jika selesai studinya kelak, “Profesi yang saya idamkan adalah ingin menjadi pramugari karena bisa travelling kemana-mana,atau bisa juga jadi tour guide, bahkan guru privat bahasa Inggris yang sesuai dengan kompetensi saya,” harapnya.
Dan pesannya bagi mahasiswa lainnya, agar menjalani perkuliahan dengan semangat dan gunakan segala peluang yang ada serta jangan menunda-nunda kesempatan itu. Selama kita masih bisa berkarya kita gunakan itu sebaik mungkin, pungkasnya. (FAS)
Tampilan Airin di Final EEC Unila 2020 bisa disaksikan melalui laman YouTube : https://youtu.be/ozHTgvxUd4k