Park Bum Jin yang merupakan salah satu Darmasiswa Unika Soegijapranata asal Korea Selatan, telah berhasil menyelesaikan masa studinya dalam program Darmasiswa yang diadakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud) selama 1 tahun. Bum Jin berhasil menyelesaikan agenda terakhirnya yaitu mengadakan presentasi mengenai pengamatannya tentang Kota Lama Semarang. Kegiatan presentasi dilaksanakan pada Kamis (27/7) di Ruang Merah, Gedung Mikael, Unika Soegijapranata.
“Sebelum saya berkunjung ke Indonesia, saya sempat bertanya kepada teman saya di Korea Selatan segala hal tentang Indonesia termasuk destinasi wisata. Seluruh destinasi andalan Indonesia seperti Bali, Lombok, Gunung Bromo masuk dalam radar. Akan tetapi, saat saya bertanya tentang Kota Semarang, teman saya tidak dapat berkata apapun dan tidak mengetahui apapun tentang Kota Semarang” jelas Bum Jin.
Dalam laporannya, Bum Jin yang dibantu oleh Yuliansyah Ariawan selaku Tata Kelola Pariwisata atau Destination Management Organization (DMO), Ir. Tjahjono Rahardjo, MS dan Kris sebagai pemerhati sejarah Unika Soegijapranata, mengungkapkan banyak hal yang menarik dari Kota Lama Semarang, salah satunya dari jumlah bangunan di Kota Lama itu sendiri sekitar 150 bangunan dimana tiap-tiap bangunan mempunyai kisahnya masing-masing. Menurut Bum Jin, perlu disesalkan saat ini bahwa pengunjung Kota Lama Semarang hanya menikmati sisi seni dari Kota Lama Semarang tanpa menikmati keunikan lainnya yaitu dari sisi sejarah yang membentuk tiap gedung. Tidak hanya gaya arsitekturnya saja yang dapat dinikmati, Kota Lama Semarang juga memanjakan para pengunjungnya dengan menyediakan restaurant bernuansa Benua Eropa era 90-an dan beberapa lokasi wisata seperti 3D trick art museum. Bum Jin juga menemukan beberapa bangunan kuno yang menuliskan tahun pembangunan dan nama pemilik bangunan.
Dari hasil pengamatan Bum Jin, terdapat beberapa cara untuk meningkatkan pesona Kota Lama Semarang antara lain melalui penciptaan zona bebas kendaraan (Car Free Zone); peningkatan keamanan di area sekitar Kota Lama Semarang yang masih rawan kejahatan; pembuatan touring program mengelilingi Kota Lama dengan sepeda ataupun berjalan kaki. Bum Jin juga mengamati beberapa spot di Kota Lama Semarang menjadi tempat yang photogenic dan banyak berkumpul photographer profesional hingga tingkat amatir.
Saat ditanyakan mengenai perbandingan antara Kota Lama yang ada di Semarang dan Kota Lama di Korea Selatan, Bum Jim memberikan gambaran sejarah Korea Selatan bahwa Kota Lama di Korea Selatan jelas berbeda dibanding di Semarang karena di Korea Selatan, suasana tradisional Korea masih kental.
“Di masa lalu, sejatinya Korea Selatan memiliki banyak sekali bangunan bersejarah. Namun, untuk menghapuskan luka lama akibat penjajahan Jepang, banyak bangunan bersejarah yang dihancurkan. Adapun bangunan bersejarah yang tersisa tidak membentuk suatu daerah tersendiri seperti di Kota Lama Semarang dan letaknya yang terpisah-pisah” tutur Bum Jin.
Beberapa hal yang menjadi catatan prestasi Park Bum Jin sebagai Darmasiswa Unika antara lain adalah juara Lomba Penulisan Jurnal Bahasa Indonesia untuk Darmasiswa se-Indonesia, atas prestasi tersebut Bum Jin memperoleh hadiah pembiayaan dari Kemdikbud untuk menjelajahi Kepulauan Raja Ampat, Papua, Indonesia. Selain itu, Bum Jin juga memperoleh hadiah beasiswa penuh untuk melanjutkan program doktoral bidang Kajian Media di Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Tidak sampai disitu, Bum Jin memperoleh kesempatan untuk menjelajah Pulau Karimunjawa atas kerjasamanya dengan Politeknik Negeri Semarang. Semua pengalamannya menjelajah tempat wisata Semarang dan sekitar Jawa Tengah rencananya akan dituliskannya dalam sebuah buku dengan sebuah penerbit dari Korea Selatan. (Cal)
Serah Terima Jabatan Senat Mahasiswa FAD SCU Periode 2023/2024
Senat Mahasiswa Fakultas Arsitektur dan Desain (SMF-AD) Soegijapranata Catholic University