Beberapa waktu lalu Rabu (3/7), media berita Al Jazeera Inggris datang ke Laboratorium Ilmu Pangan, Gedung Albertus lantai 1 kampus Unika Soegijapranata untuk meliput perkembangan penelitian mikroplastik yang dilakukan oleh dosen Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unika, Inneke Hantoro STP MSc.
“Kami melakukan penelitian tentang keberadaan mikroplastik pada beberapa seafood yang diambil di Kota Semarang. Saat ini kami melakukan penelitian dengan ragam sampel yang lebih banyak dan disertai dengan pengembangan metode,” ungkap Inneke.
Penelitian yang dilakukan oleh Inneke mengenai kemungkinan keberadaan mikoplastik dalam seafood yang diambil di kota Semarang maupun yang didistribusikan di Kota Semarang tersebut berkaitan dengan studi doktoralnya di Open University, Belanda.
Sebelumnya pada bulan Mei 2018, penelitian mengenai mikroplastik di FTP Unika juga telah diliput oleh BBC Inggris. “Di tahun 2018, kita masih berada pada tahapan semi kuantitatif. Saat itu kita hanya bisa menghitung partikel yang ditemukan di bawah mikroskop dan belum 100% yakin apakah partikel tersebut adalah plastik karena belum adanya alat untuk mengidentifikasi partikel mikroplastik. Sehingga data yang kami dapatkan sebelumnya berupa perkiraan partikel yang dicurigai sebagai plastik,” terang Inneke.
Dengan adanya alat FTIR (Fourier Transform Indra Red) yang dimiliki FTP saat ini, identifikasi partikel yang ditemukan di bawah mikroskop dapat dilakukan untuk memastikan apakah partikel tersebut benar-benar mikroplastik.
Saat ini beragam penelitian dilakukan untuk memastikan validitas pengujian partikel mikroplastik. Inneke menerangkan bahwa validasi dan pengukuran dengan metode terstandar merupakan hal penting yang sedang difokuskan untuk saat ini. FTP sendiri juga tengah mengembangkan metode analisis mikroplastik dengan menggunakan alat FTIR.
Penelitian mikroplastik ini akan dilanjutkan dengan uji toksisitas yang akan dilakukan di Belgia pada dua atau tiga bulan mendatang dan akan dilaksanakan selama 6 bulan. “Kita juga akan melakukan analisis paparan untuk melihat kemungkinan berapa banyak mikroplastik yang bisa masuk ke tubuh manusia melalui konsumsi seafood,” lanjutnya.
Sebelum ini telah dilakukan penelitian pendahuluan dengan menggunakan metodologi survei. Beberapa mahasiswa telah melakukan uji pendahuluan untuk mengembangkan kuesioner, mengembangkan teknik recall diet untuk seafood, serta menghitung berapa rata-rata konsumsi seafood per hari atau per minggu dari masyarakat kota Semarang.
“Dari data perkiraan konsumsi tersebut, kita bisa mengetahui berapa perkiraan jumlah mikroplastik yang masuk ke tubuh manusia. Pada tahap akhir kita akan melakukan risk assesment apakah paparan mikroplastik tersebut dalam tubuh manusia bersifat membahayakan atau tidak,” pungkasnya. (B.Agth)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi