Dalam sambutan Rektor pada acara Wisuda Periode II tahun 2016, Prof. Dr. Ir. Y. Budi Widianarko, M.Sc sebagai Rektor Unika Soegijapranata, menyoroti tulisan Victoria Fanggidae dari perkumpulan prakarsa di salah satu media surat kabar nasional yang menyatakan bahwa “Indonesia terpuruk di peringkat paling bawah pada hampir semua jenis kompetensi yang diperlukan orang dewasa untuk bekerja dan berkarya sebagai anggota masyarakat.” Victoria Fanggidae menyuarakan keprihatinan tentang mutu sumber daya manusia Indonesia dewasa yang mengacu pada hasil survey Programme For The International Assesment of Adult Competencies (PIAAC) yang dirilis OECD ( Organisasi untuk Kerja sama dan Pembangunan)(Kompas, 2 September 2016).
Menurut Prof. Budi, ia pun memaklumi hasil tersebut karena setelah ditelaah lebih lanjut, pembanding bagi Indonesia adalah negara-negara maju. Namun yang unik adalah bahwa sebaran kompetensi di berbagai daerah di Indonesia itu lebih tinggi daripada negara lain atau kemampuan kompetensi manusia dewasa di Indonesia memiliki kemampuan yang sangat beragam dan lebih beragam dari negara-negara maju. Dan keragaman ini berimbas pada penghasilan, hasil survey di Jakarta menunjukkan bahwa meningkatnya lama pendidikan formal itu berhubungan langsung dengan peningkatan penghasilan, artinya semakin tinggi pengetahuan seseorang dengan belajar di sekolah atau perguruan tinggi maka akan semakin tinggi tingkat penghasilannya. “Peningkatan masa studi sekitar 3 tahun di Indonesia akan meningkatkan penghasilan sampai hampir 30%. Hal ini berbeda jika dibandingkan dengan negara-negara maju di OECD ternyata peningkatan masa studi sekitar 3 tahun hanya berpengaruh terhadap kenaikan penghasilan sebesar 14%. Maka para wisudawan yang masuk dalam kelompok yang memiliki kesempatan studi termasuk beruntung, karena memiliki kesempatan untuk mendapatkan penghasilan lebih tinggi” tutur Prof. Budi.
“Asumsi lain, kita hendaknya memiliki kemampuan literasi, numerasi dan menguasai teknologi khususnya teknologi informasi yang digunakan bukan sebagai konsumen tetapi bisa digunakan untuk sesuatu yang produktif,” tambahnya.
You Are What You Are Good at
Kemudian, Prof. Budi juga menjelaskan ”Ditengah sejumlah kritik terhadap kinerja pendidikan di Indonesia yang masih dibawah negera-negara lain, tetapi hari ini semakin banyak lulusan di Indonesia termasuk lulusan Unika Soegijapranata yang bekerja di luar negeri. Fakta ini menunjukkan sebenarnya kita harus lebih percaya diri dalam menilai mutu pendidikan tinggi di Indonesia” jelasnya.
Selain itu juga dijelaskan oleh Prof. Budi bahwa di era globalisasi siapapun anda, lulusan manapun anda yang penting adalah kompetensi anda atau dalam istilah Prof Budi “You Are What You Are Good at” artinya kalau kita menguasai suatu bidang atau memiliki kompetensi di suatu bidang dengan sangat baik maka kita bisa mendapat peluang untuk dapat berkarya di pelbagai belahan dunia.
“Berdasarkan sejumlah fakta menunjukkan, pertama adalah bahwa mereka yang berkarya di luar negeri bukan hanya terbuka bagi mereka yang studi di luar negeri. Kedua, mereka yang berkarir dan berhasil di luar negeri bukanlah mereka yang memulai pekerjaannya di luar negeri. Artinya sebagai contoh ada seorang alumnus Unika Soegijapranata mengawali karirnya selama 10 tahun di sebuah kota yang sangat kecil yaitu kota Pati, namun setelah itu dia sudah memimpin sebuah perusahaan industri yang dimiliki oleh multi corporation di Petaling Jaya, Malaysia. Ada juga yang awalnya bekerja di Tangerang berkarya pada perusahaan lokal, lalu hijrah ke Johor Baru dan sekarang bekerja di Singapura. Mereka adalah mahasiswa yang lulus dari Unika 10 atau 8 tahun yang lalu, tidak pernah belajar di luar negeri tetapi belajar di Indonesia, dalam hal ini di Unika. Jadi artinya peluang itu terbuka bagi siapapun, yang penting adalah kompetensi” ungkap Prof. Budi
“Hal lain, adalah memadukan antara kemampuan hardskill dan softskill serta menguasai literasi dalam teknologi komunikasi, sehingga diharapkan akan memudahkan kita untuk mendapatkan pekerjaan,”tambahnya.
Dalam Wisuda Periode II ini, acara dilaksanakan di Gedung Sporthall, pada hari Sabtu (10/9), dengan jumlah wisudawan sebanyak 421 wisudawan. Banyak kisah menarik yang dapat diulas dalam rekam jejak para wisudawan acara Wisuda Periode II ini, yang dapat menginspirasi setiap orang dalam mencoba membangun kehidupannya demi masa depannya seperti halnya Arif Gunarso dan Panduning Rat Swasti Budiharjo. (cal)
Gandeng Radio Jateng, Ilmu Komunikasi SCU Berikan Pengalaman Belajar Praktik Bagi Mahasiswa
Program Studi Ilmu Komunikasi Soegijapranata Catholic University (SCU) menggandeng kolaborasi