Remaja dalam dunia psikologi merupakan masa peralihan dan masa transisi dari dunia anak-anak menuju ke dewasa. Seringkali remaja terjebak dalam rasa penasaran yang menggebu-gebu sehingga ketika tidak ada pengarahan dari orang tua dan lingkungan akan menimbulkan efek yang negatif. Ditambah dengan media yang saat ini menampilkan berbagai berita tentang kekerasan, pemerkosaan dan tindakan kriminal lainnya semakin menambah deretan masalah yang memperburuk kondisi mental remaja di tengah kehidupan masyarakat. Menanggapi fenomena tersebut, PICASO (Psychology Soegijapranata Academic Competition) 2016 menyelenggarakan seminar dengan tema “Remaja, Narkoba dan Seksualitas” sebagai bagian dari rangkaian acara yang diselenggarakan oleh Bidang I Penalaran Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Psikologi yang bertempat di Ruang 402 Gedung Antonius pada hari Jumat (13/5).
Bertindak sebagai moderator dalam acara seminar ini adalah Hilda Kharisma, dengan pembicara dari dosen Fakultas Psikologi sekaligus Wakil Dekan 3, Indra Dwi Purnomo, S.Psi, M.Psi dan pembicara lainnya dari Badan Narkotika Nasional, dr. Hari Nugroho.
Indra Dwi P. selaku pembicara memulai materi mengenai efek narkoba terhadap perilaku dan pemikiran manusia akibat dari pengkonsumsian narkoba. “Narkoba memiliki efek yang tidak baik bagi fisik, psikis dan jiwa. Dan kebanyakan dari remaja sering mencari kesenangan dengan cara yang berubah-ubah. Itulah alasan mengapa narkoba sangat sulit untuk diberantas, karena orang muda khususnya remaja lebih suka mencari kesenangan. Namun kesenangan yang dicari hanyalah kesenangan semu dan hanya bersifat sementara. Mereka tidak memikirkan efek jangka panjang yang akan dihadapi ketika sudah terjerumus dalam dunia narkoba” tuturnya.
Sementara itu, dr. Hari yang merupakan narasuber dari BNN memberikan paparan mengenai berbagai jenis narkoba yang mulai beredar di Indonesia.
“ Indonesia sebagai negara yang letaknya sangat strategis, menjadi incaran bagi bandar narkoba untuk melancarkan aksinya. Mereka tak hanya menyasar kalangan remaja, namun kalangan anak-anak juga diperdaya dengan memberikan narkoba dengan alibi bernama permen. Saat ini sudah terdapat 41 jenis narkoba terbaru yang masuk di Indonesia, namun hanya beberapa saja yang sudah dimasukan dalam kategori narkoba berbahaya” ungkapnya.
Selain narkoba, ada juga ancaman jenis lain yang bisa berdampak ketagihan pada penggunanya. Dalam penjelasannya, selain narkoba dalam bentuk obat-obatan atau bahan-bahan kimiawi yang dapat meracuni tubuh, adapula salah satu narkoba yang hampir semua orang menggunakannya, yakni Gadget.
“Narkoba tak melulu yang berhubungan dengan obat-obatan terlarang maupun zat kimiawi yang tidak boleh digunakan. Namun narkoba esensinya adalah sesuatu yang menimbulkan efek ketagihan. Salah satunya yang membuat orang ketagihan adalah dengan adanya paparan handphone, tablet yang saat ini merebak dalam masyarakat. Akibatnya daya sosialisasi mereka berkurang karena terjebak dalam dunia maya semata. Yang paling banyak dicari ketika bangun tidur adalah handphone, bukan lagi berdoa terlebih dahulu” tandasnya. (Ign)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi