Sebuah brand patutnya tidak hanya menjadikan pengenalan suatu institusi saja, namun sebuah brand harus mampu mewakili konten dari sebuah produk. Melalui brand Psikologi Kesehatan, Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata berusaha memberikan unsur-unsur brand tersebut dalam setiap mata kuliah dan seluruh kegiatan yang ada di Fakultas Psikologi. Salah satu kegiatan tersebut adalah serial diskusi Psikologi Kesehatan. Diskusi yang diselenggarakan setiap bulannya ini selalu mengangkat tema yang berbeda serta dengan pembicara dari dosen maupun mahasiswa yang beragam pula.
Untuk Diskusi Psikologi Kesehatan yang dilaksanakan pada hari Jumat (03/06) mengambil tema “Emosi Negatif dan Perilaku Pornografi” yang disampaikan oleh Drs. Pius Heru Priyanto, M.Si bertempat di ruang 301 (Allan Meyer) Gedung Antonius. Dalam paparannya, Drs. Pius menjelaskan bahwa seringkali perilaku pornografi melibatkan tindakan kekerasan secara seksual terhadap perempuan.
“Akhir-akhir ini kita sering menjumpai tindakan kekerasan pada perempuan diakibatkan oleh pelaku yang sebelumnya menonton film pornografi. Yang lebih mengkhawatirkan lagi, tidak hanya orang dewasa yang melakukan tindak kekerasan, namun juga dilakukan oleh anak-anak dibawah umur yang seharusnya perlu dibimbing dalam pertumbuhannya” jelasnya.
Menurut Drs. Pius, “Perilaku kekerasan pada perempuan biasanya melibatkan orang terdekat seperti teman, tetangga, saudara bahkan orang tua. Sedangkan dampak yang bisa ditimbulkan ketika menonton film pornografi adalah respon otak yang memiliki fantasi seks tinggi terhadap pornografi kemudian otak juga mengeluarkan dopamin yang memiliki efek membuat kebahagiaan untuk menonton film tersebut hingga pada akhirnya mengalami candu dan bisa saja berakibat menjurus kepada kekerasan seksual”.
Sebagai Informasi, dopamin merupakan neurotransmitter yang terdapat didalam otak dan memiliki fungsi meningkatkan rasa senang, motivasi, daya pikir, tidak mudah lelah dan dapat memberikan rasa nyenyak ketika tidur. Efek dari dopamin yang menimbulkan rasa senang ini dikhawatirkan akan menimbulkan efek kecanduan untuk menonton film porno.
“Akibat dari dopamin yang tinggi akan memicu emosi yang tidak terkendali dan efek dari emosi yang tak terkendali ini akan timbul reaksi terhadap provokasi sehingga orang yang kecanduan pornografi biasa lebih agresif dan terkadang dapat menimbulkan emosi negatif, termasuk kekerasan seksual yang terjadi sering terjadi di masyarakat” tandasnya.
Pada akhirnya jika emosi negatif yang timbul, seseorang tidak akan mampu mengendalikan emosi dan perilakunya sehingga terjadi pemaksaan kehendak dengan melakukan kekerasan seksual pada perempuan. Diperlukan pendidikan sejak dini mengenai kepedulian, pendidikan seksualitas untuk membantu sejak dini memiliki emosi yang positif. (ign)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi