Dalam rangka memperingati hari AIDS sedunia, Puskesmas Pegandan bekerjasama dengan Klinik Bunda Theresa Unika Soegijapranata menyelenggarakan sosialisasi dan penyuluhan kesehatan mengenai HIV/AIDS yang bertempat di Ruang Rapat Lantai 4 Gedung Mikael, Selasa pagi (28/11). Dalam kesempatan kali ini, puskesmas pegandan memfasilitasi peserta dengan kegiatan VCT mobile yang meliputi penyuluhan, konseling serta pemeriksaan secara gratis.
Menurut Pengurus Klinik, Margaretha Vitrianingsih menuturkan bahwa kegiatan ini terjalin atas inisiatif puskesmas Pegandan dengan klinik dengan maksud memberikan edukasi kepada mahasiswa maupun dosen dan karyawan mengenai penyebaran virus ini,
“Penyuluhan ini lebih ditujukan kepada mahasiswa serta dosen karyawan mengenai salah satu penyakit ini, selain itu kami juga ingin menginformasikan bahwa HIV/AIDS ini memang berbahaya serta menunjukkan proses penyebarannya seperti apa. Diharapkan dengan informasi ini, mahasiswa bisa melakukan tindakan preventif dan tidak melakukan kegiatan yang memunculkan resiko penularan HIV/AIDS ini,” ungkap Vitri.
Bertindak sebagai pemateri, Arya Dwi Agustina selaku Bidan dan Konselor HIV AIDS dari Puskesmas Pegandan menyampaikan materi mengenai Infeksi Menular Seksual dan juga HIV AIDS. Menurutnya, kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan reproduksi masih kurang, hal ini disebabkan karena dalam wilayah kerja di Puskesmas Pegandan masih banyak ditemui orang yang mengalami gangguan dalam kesehatan Reproduksi,
“Dalam lingkup kerja Puskesmas Pegandan, setiap tahunnya pasti ada kasus mengenai HIV, dan untuk tahun ini saja sudah ada 3 kasus. Sangat disayangkan sekali, penderita HIV ini merupakan orang-orang yang termasuk usia produktif, maksudnya berada dalam rentang usia 18-45 tahun. Hampir semua kasus tersebut, orang yang tahu statusnya kebanyakan tidak sadar akan menjaga kesehatan seksual, sehingga ketika sudah mengalami beberapa gangguan yang ada di tubuhnya, status mereka sudah meningkat ke tingkat yang lebih parah yaitu AIDS. AIDS ini ditandai dengan gangguan penyerta yang menyerang sistem kekebalan tubuh seperti batuk berkepanjangan yang berakhir pada TBC, diare yang tidak sembuh-sembuh,” ungkapnya.
HIV/AIDS bukanlah penyakit yang datang secara langsung melainkan ada periode jendela selama 3 bulan untuk mengetahui penyebaran virus ini. Namun dampak dari virus ini baru terasa sekitar 5-10 tahun ke depan. Menurut Arya Dwi Agustina, jika di usia 29 tahun sudah mengalami gejala opportunistik atau gangguan penyerta maka ia sudah berisiko sejak usia 19-24 tahun. Supaya tidak terjadi kasus yang seperti ini, pihak puskesmas Pegandan menggandeng beberapa perguruan tinggi yang ada dalam lingkup kerjanya untuk mensosialisasikan HIV/AIDS sekaligus memberikan kegiatan VCT tes HIV secara gratis.
Bagikan Stiker dan Pita
Tak hanya berhenti melalui sosialisasi saja, mahasiswa dari Peer Educator yang berada langsung dibawah Wakil Rektor III Unika Soegijapranata juga membagikan stiker dan pita berwarna merah kepada peserta sosialisasi ini. Tak berhenti kepada peserta sosialisasi saja, melainkan mereka menyebar dari Gedung Justinus hingga Sporthall. Tujuannya tak lain adalah untuk memberikan peringatan kepada seluruh civitas akademika Unika agar lebih berhati-hati dengan HIV/AIDS serta tidak melakukan beberapa resiko yang mungkin bisa menuju ke penularan HIV/AIDS. (Ign)
Serah Terima Jabatan Ormawa FHK SCU
Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Soegijapranata Catholic University (SCU) melaksanakan Serah