Unika Soegijapranata telah mengirimkan tim mahasiswanya untuk mengikuti National University Debate Championship (NUDC) pada waktu lalu, dan masuk dalam urutan enam serta akan maju ke tingkat nasional di Surabaya.
Dalam wawancara dengan para peserta yang mewakili Unika Soegijapranata dalam ajang NUDC, yaitu Simeon Bensona dari Prodi Sistem Informasi, Yosephin Tiara Putri Dewanti dari Fakultas Teknologi Pertanian dan Jimmy Christofer dari Prodi Akuntansi, tampak bahwa kompetisi debat yang di gelar tidak semudah yang dibayangkan, seperti yang disampaikan oleh Tiara, “ Sebelum mengikuti lomba NUDC kami juga mengikuti kompetisi di Alsa LC UI atau ALSA Local Chapter Universitas Indonesia, yang maksudnya untuk menambah keterampilan, pengalaman dan pengetahuan kami tentang kompetisi debat sebelum mengikuti lomba NUDC. Dan dalam satu tim yang mewakili Unika itu ada tiga mahasiswa yaitu sebagai debater dua mahasiswa dan sebagai adjudicator satu orang,” terangnya.
“Sejak awal tim kami memang gabungan dari anggota yang baru pertama kali ikut NUDC dengan yang sudah pernah ikut NUDC. Maksudnya tidak lain supaya yang senior bisa menjadi penyeimbang secara psikologis ketika tim sedang dalam kondisi yang labil karena tekanan yang berat saat mengikuti lomba debat,” sambungnya.
Sementara Benson juga menambahkan bahwa dalam tim di NUDC memang harus bisa saling support karena hal tersebut sangat berpengaruh pada saat mengikuti kompetisi.
“Saya memang tahun sebelumnya sudah pernah mengikuti NUDC dan sebetulnya juga sudah sekitar delapan bulan vacuum kegiatan debat karena fokus pada kuliah. Namun oleh pelatih kami, saya ditunjuk bersama Tiara untuk maju kompetisi NUDC, salah satu alasannya kenapa saya dipilih, kemungkinan karena karakter kami yang berbeda dan bisa saling support. Saya adalah satu-satunya anggota SDC yang punya motto debate is fun” ungkapnya.
Berbicara mengenai apa saja yang dipersiapkan dalam kompetisi debat NUDC, Tiara kembali menambahkan, “ Selalu mengasah kemampuan dengan rajin latihan disamping perlunya banyak belajar pengetahuan umum, menjadi hal yang penting untuk seorang debater. Karena dalam suatu debate babak penyisihan itu bisa lima sampai tujuh kali preliminary rounds dan mottion nya juga tidak sama serta up to date,” jelasnya.
Sedang Jimmy Christofer yang dalam tim Unika terpilih sebagai adjudicator juga mengutarakan pengalamannya yang hampir sama. “Sebetulnya secara pribadi saya lebih senang jika ikut di debater, tapi oleh pelatih memang disarankan untuk masuk di adjudicator. Sedangkan tantangannya adalah tidak boleh ngantuk juga harus rajin membaca materi-materi karena adjudicator harus memahami mottion yang banyak,” tutupnya. (fas)
Serah Terima Jabatan Ormawa FHK SCU
Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Soegijapranata Catholic University (SCU) melaksanakan Serah