Unika Soegijapranata pada periode semester genap tahun akademik 2020-2021, kembali menyelenggarakan KKN Pandemika 3 yang pelaksanaannya dilakukan selama satu bulan, dimulai hari ini Selasa (25/5) dan dilepas oleh Walikota Semarang H Hendrar Prihadi SE MM melalui ruang virtual Unika dengan disaksikan oleh Rektor Unika Soegijapranata Prof Dr F Ridwan Sanjaya MS IEC, Kepala LPPM Unika Dr Berta Bekti Retnawati serta Ketua P3M Unika Drs Rudi Elyadi SE MM.
Dalam sambutannya beberapa saat sebelum acara pelepasan, Rektor Unika Soegijapranata kembali menekankan perlunya tetap beradaptasi dan tetap menjaga protokol kesehatan, dalam melaksanakan kegiatan KKN Pandemika 3 secara adaptif dan kreatif.
“Kita tidak boleh patah semangat menghadapi kondisi yang berbeda saat ini, yang disebabkan oleh pandemi covid-19. Karena justru karena hal tersebut, telah membuat kita jadi kreatif dan adaptif, sehingga kreatifitasnya menjadi tanpa batas,” ucap Prof Ridwan.
Kita dapat juga sama-sama melatih soft skill kita dalam pelajaran dan kesempatan yang jarang ditemui. Dan ini menjadi contoh yang baik untuk penerapan Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
Disamping itu, dunia anak muda juga tidak boleh dibatasi, tidak boleh pula karena kondisinya secara fisik dibatasi, maka kemudian mengurangi banyak hal, termasuk mengurangi kualitas.
Maka dengan adanya media digital ini, justru semakin mempertajam dan memperkuat kerjasama antar mahasiswa serta menghubungkannya kepada pengabdian masyarakat, supaya berdayaguna di masyarakat seperti dalam KKN Pandemika 3 ini, tegasnya.
Sedang Walikota Semarang H Hendrar Prihadi SE MM dalam arahannya tatkala sebelum melepas KKN Pandemika 3 yang diikuti oleh sekitar 1152 mahasiswa ini, menjelaskan tentang kebijakan Pemkot Semarang di tahun 2021.
“Di tahun 2021 ini kebijakan Pemkot Semarang yang pertama dan mutlak adalah penanganan covid. Vaksin harus bisa tuntas di akhir tahun ini. Kebijakan yang kedua yaitu bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa menjadi lebih baik dengan fokus pada UMKM, karena berdasarkan data, diketahui bahwa 95% pelaku ekonomi di Kota Semarang adalah UMKM, sedangkan yang 5% adalah para pengusaha kelas atas. Oleh karena itu Pemkot Semarang melakukan beberapa upaya pelatihan, misalnya pelatihan packaging untuk 1000 UMKM, menggratiskan perijinan untuk 1000 UMKM, memfasilitasi pendaftaran HAKI untuk 1000 UMKM, dan pemberian kredit WIBAWA,” jelasnya.
Hal lain kota Semarang pada tahun 2020 mendapat predikat sebagai Kota Mahasiswa. Hal itu diketahui pada saat UNJ (Universitas Negeri Jakarta) melakukan survei pada tahun 2020, diketahui bahwa stigma ‘Kota Mahasiswa’ sudah bergeser dari kota Yogyakarta ke kota Semarang.
“Pergeseran itu dengan tiga pertimbangan, yaitu yang pertama Kota Semarang ternyata memiliki banyak perguruan tinggi yang berkualitas yaitu sekitar 63 universitas, termasuk salah satunya adalah Unika Soegijapranata. Yang kedua Semarang terkenal sebagai kota yang kondusif dan aman. Yang ketiga biaya hidup di Kota Semarang yang relatif sangat murah dibandingkan kota-kota besar lainnya,” lanjutnya.
Untuk para mahasiswa yang mengawali kegiatan KKN, Hendrar Prihadi berpesan bahwa setiap orang mempunyai kesempatan untuk sukses, tidak peduli dari mana latar belakangnya. Jadi mulai hari ini, para mahasiswa diajak untuk bersama-sama membuka ruang-ruang sukses dengan cara ikhlas memberikan sesuatu kepada masyarakat.
“Ada kalimat bijak yang mengatakan ‘Proses tidak Mengkhianati Hasil’, maka lakukanlah ikhtiar, upaya, kerja keras, pantang menyerah dan doa dalam melaksanakan kegiatan KKN,” pungkasnya. (FAS)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi