Apabila diibaratkan sebagai sebuah perusahaan, customer utama sebuah universitas adalah mahasiswa. Tak heran apabila misi pertama Universitas Katolik Soegijapranata berbunyi "menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas secara akademik dengan didukung pengembangan kepribadian yang utuh dan potensi kepemimpinan".
Untuk mendukung hal itu, Unika selalu berusaha memperbaiki diri. Pelbagai jalan untuk senantiasa melakukan evaluasi dan kemudian melakukan perbaikan ditempuh. Salah satunya ialah dengan melakukan evaluasi pembelajaran melalui AEP (Angket Evaluasi Perkuliahan).
AEP diisi tiap akhir semester baik itu semester reguler maupun sisipan. "Dalam sistem yang kita miliki, AEP wajib dilakukan oleh mahasiswa. Apabila tidak diisi, sistem tidak memperbolehkan user/mahasiswa membuka laporan akademik melalui Sintak (sistem informasi terpadu akademik). Karena tidak bisa melihat nilai dan indeks prestasinya, mahasiswa akan kesulitan mengisi KRS (Kartu Rancangan Studi) pada semester selanjutnya," jelas Agustina Sulastri, kepala LPPP.
Namun ada yang berbeda dari pengisian AEP sejak satu semester yang lalu. Dalam pengisian AEP versi baru, terdapat pula AEP Institusi. "Kami di LP3 menyadari bahwa pembelajaran tidak bisa lepas dari setting pembelajarannya. Hal ini menyangkut ketersediaan sarana dan prasarana. Melalui AEP institusi ini, kami ingin mendapat feedback dari mahasiswa mengenai sarana dan prasarana yang disediakan kampus demi optimalisasi proses belajar," imbuh dosen yang karib disapa Ibu Lastri ini.
Dalam AEP institusi ini, mahasiswa juga diminta memberi penilaian mengenai sarana-prasarana, diantaranya LCD, toilet, meja-kursi, penyejuk ruangan (AC), wifi, toilet, tempat sampah, perpustakaan, kantin dan tempat parkir.
Selain itu, LP3 juga memperbaiki poin-poin pernyataan pada AEP dosen. Salah satu perubahan menonjol ialah pada poin ke-20 yang berbunyi : ‘dosen mengembalikan, menginformasikan, atau membahas tugas dan hasil ujian‘. "Poin ini ditambahkan memang dalam konteks kurikulum KBK yang sudah dipakai di Fakultas Psikologi. Namun tidak menutup kemungkinan (pembahasan tugas dan hasil ujian) bisa diterapkan di prodi lain. Sebab, dengan dibahasnya hasil tugas dan ujian, mahasiswa tahu di mana dia membuat kesalahan, sehingga bisa memperbaiki kesalahannya," terang dosen yang baru saja mendapat gelar PhD ini. (teo)