Proposal awal Project Manager (PM), kegiatan pengabdian kepada masyarakat akan dilaksanakan di 13 kota, tetapi dikritik oleh Misereor sebagai kegiatan yang terlalu besar dan terlalu ambisius. Oleh karena itu cukup dicoba di Semarang, Surabaya, Palembang, dan Yogyakarta terlebih dahulu. Pada November 2011 PM memperbaiki proposal dan menunjuk 4 kota tersebut. Berdasar hasil need assessment dibentuklah bidang-bidang healty life style, savety food, nutrition, infrastructure, dan entepreneurship. Selanjutnya pada Februari 2012, ke-4 kota disilakan untuk memilih seorang Koordinator Kota, 5 orang Ketua Bidang, dan 30 UMKM binaan. Demikian Sih Setija Utami (Ketua PM) menyampaikan laporan pada Sharing Pengalaman Pengabdian kepada Masyarakat Dana Misereor-APTIK di Griya Paseban Semarang (11/12).
Andri Wijaya (Koordinator Kota Palembang) menayangkan video pelaksanaan program. Semester 1 memberikan pengenalan tentang pembinaan. Semester 2 melakukan pendekatan dengan masyarakat binaan. Semester 3 tentang pemahaman program yang diberikan, dan mencari tempat untuk memasarkan produk. Semester 4 langsung datang melakukan pengecekan informasi yang sudah disampaikan masuk atau tidak. Semester 5 dan 6 melakukan pendampingan dan service learning yang dibantu oleh mahasiswa. Pendampingan yang dilakukan antara lain mengubah barang bekas menjadi kursi dan tempat pancuran. Pendampingan dilakukan dengan pembuatan peyek kacang, peyek teri, dan donat yang baru saja mendapatkan izin produksi rumah tangga dari pemerintah.
Sharing dari Adriyana A.A. (Koordinator Kota Surabaya) pun menggunakan video tentang pelaksanaan program. Seluruh kegiatan pengabdian kepada masyarakat melibatkan masyarakat dan mahasiswa. Ada banyak kendala yang terjadi, sehingga dosen dari program studi teknologi pertanian harus selalu mendampingi. Porgram yang diajukan ke PKK yang sempat mati suri, pada gilirannya dapat membangkitkan PKK dengan program yang diajukan.
Karena sering mengalami rob dan banjir, sementara penghasilan masyarakat di bawah rata-rata, maka service learning bidang keamanan pangan dan gaya hidup sehat menjadi target utama sasaran St. Lily Indarto (Koordinator Kota Semarang) di Kemijen. Video pelaksanaan program menyorot pembuatan bandeng, batik, susu kedelai, rempeyek, kerajinan tangan menggunakan limbah bungkus makanan dan minuman, serta pemasaran secara online.
Sharing dari Herry Maridjo (Koordinator Kota Yogyakarta) menekankan pemberdayaan di daerah Bantul pada masyarakat miskin produktif. Pada semester 1 melakukan pengenalan dan melakukan perencanaan kegiatan. Pada semester 2 melakukan pelatihan dan pengembangan dengan bermacam pelatihan seperti keamanan pangan, pola hidup sehat, perbaikan gizi. Semester 3 melakukan pendamping, service learning dan observasi. Semester 4 adanya pendampingan dan pelatihan pemilihan role model. Role model dengan cara memilih ibu-ibu yang bisa melakukan public speaking dengan baik, sehingga dapat mempromosikan produk dengan baik. Masalah yang paling klasik pada pendampingan adalah pemodalan dan cara untuk memasak tanpa mengurangi gizi yang terkandung dalam bahan makanan. Kegiatan ekstrakurikuler diakhiri dengan kompetisi perancangan bisnis.
APTIK sepakat untuk melanjutkan program kerjasama dengan Misereor. Oleh karena itu PM yang telah mendampingi pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat di 4 kota selama 6 semester diminta bersedia melanjutkan tugas, bahkan pada keputusan yang di perjuangkan oleh PTS-PTS anggota APTIK lainnya. APTIK dipercaya oleh Misereor. Oleh karena itu harus diwujudkan dengan percaya dan magis, serta transparasi yang saling berbagi. Solidaritas dengan anggota APTIK dengan perguruan tinggi lainnya pun perlu digalang. Adalah menarik jika APTIK dapat bergabung dengan tim peneliti regional/internasional. Kemungkinan ke depan yaitu dalam target ASEAN melalui ASEACU merupakan peluang yang besar demi menyelamatan bumi, meminimalkan kesenjangan sosial, dan menjamah permasalahan pangan. Belajar dari pengalaman yang lalu, semoga APTIK dapat bersinergi dengan Perguruan Tinggi Negri atau Perguruan Tinggi Swasta lainnya. (bus fhk)