Berbeda dengan mahasiswa tingkat sarjana (S1), selama proses perkuliahan mahasiswa pasca sarjana profesi psikologi Unika Soegijapranata lebih banyak melakukan praktikum dan praktik profesi yang didasarkan pada teori dan bukti-bukti ilmiah. Pendidikan magister profesi psikologi memang bertujuan meluluskan psikolog yang beretika dan mempunyai kompetensi untuk melakukan praktik psikologi sesuai dengan bidang mayor yang dipilih.
Untuk itu, pada hari Kamis-Jumat (21-22/5) yang lalu Magister Profesi Psikologi Unika Soegijapranata yang mayor studinya Klinis Dewasa melakukan Kuliah Kunjungan Lapangan (KKL) ke Bogor. “Yang pertama kami mengunjungi Panti Rehabilitasi Narkoba milik Badan Narkotika Nasional (BNN) di Lido, dan yang kedua di Rumah Sakit Jiwa Dr. H. Marzoeki Mahdi,” tutur Gaby, salah satu mahasiswa magister profesi psikologi.
Ia kemudian bercerita bahwa di Lido para peserta mendapat sharing profesional dan tour facility. “Kami juga berdinamika langsung dengan para residen,” imbuhnya. Dengan mengalami langsung seperti ini ia semakin memahami bagaimana intervensi yang bisa dilakukan. “Kalau hanya di kelas kan cuma tau teorinya saja. Kalau seperti ini kami jadi tahu dan paham supportive group therapy itu kaya apa, dance movement therapy itu yang kaya apa,” bebernya.
Kegiatan di Lido ini dilaksanakan pada hari pertama, dan pada hari kedua para peserta mengunjungi RSJ . “Di RSJ ini kami juga menemukan pengalaman menarik. Ternyata banyak juga yang pura-pura gila. Kebanyakan (berpura-pura gila) karena ingin lari dari hukum,” ungkapnya.
Mahasiswa memang perlu melihat langsung apa yang dipelajarinya di dalam kelas. Kegiatan KKL seperti ini merupakan pengejawantahan pepatah Jawa yang berbunyi ngelmu iku kelakone kanthi laku. Terjemahan bebasnya kira-kira seperti ini ‘belajar yang benar adalah melakukannya, sampai benar-benar berhasil’. (teodomina)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi