Sebagai sebuah organisasi, Unika Soegijapranata tentunya mempunyai budaya organisasi. Budaya organisasi tersebut termanifestasi dalam bentuk-bentuk yang dapat indera (misalnya: logo, himne, mars, seragam, dsb) maupun yang tidak (misalnya: keyakinan, persepsi, semangat, dsb). Setiap orang yang akan bergabung ke dalam organisasi selalu diajak untuk memasuki tahap inisiasi dan orientasi guna mengenal unsur-unsur budaya organisasi tersebut sehingga dapat “matching” dengan organisasi.
“Sepanjang tahun 2014 hingga awal 2015 yang lalu, Unika melakukan seleksi dan rekrutmen pegawai baru. Bukan hanya dosen, Unika juga memiliki tenaga kependidikan baru. Kepada pegawai baru ini, LPSDM mengadakan acara career formation (CF) guna mengenalkan budaya organisasi serta hal-hal lain yang perlu mereka pahami,” tutur Val. Suroto selaku Kepala LPSDM.
Adapun acara CF tahun ini telah dilaksanakan pada tanggal 12-13 Februari 2015 yang lalu. Kegiatan yang diselenggarakan LPSDM (Lembaga Pengembangan Sumber Daya Manusia) ini bertempat di Wisma Yayasan Purba Danarta, Jl. Veteran No. 7, Semarang.
“Namun CF kali ini bukan hanya untuk pegawai baru saja. Ada beberapa pegawai lama yang belum pernah mengikuti, serta ada pula yang belum lulus CF tahun kemarin. Karena CF adalah sebuah keharusan, mereka diikutkan pada CF tahun ini,” imbuhnya.
Selain itu, beliau juga menuturkan tujuan diadakannya CF ini adalah mengajak setiap anggota organisasi, secara periodik, untuk melakukan recharging dan on going formation sebagai anggota organisasi terutama yang berkaitan dengan nilai-nilai organisasi dan segala implikasinya agar budaya organisasi terus disegarkan.
Rektor Menantang untuk Menjadi Pemimpin
Yang menarik dalam CF kali ini adalah tantangan yang diberikan rektor. Secara khusus rektor menantang para tenaga kependidikan untuk menjadi pemimpin. Tantangan ini diberikan karena dalam proses rekrutmen terakhir yang dilakukan, para tenaga pendidikan minimal harus lulus strata 1. Maka tak heran apabila rektor menyebut ini sebagai “generasi baru” tenaga kependidikan Unika Soegijapranata.
Oleh karena itu, Prof. Budi banyak memberi tips-tips mengenai kepemimpinan kepada peserta yang berasal dari tenaga kependidikan. Beliau juga menekankan mengenai pentingnya sikap,”Seringkali promosi atau demosi jabatan bukan ditentukan oleh ‘penilaian’ Anda tentang diri Anda sendiri, melainkan oleh penilaian orang lain terhadap diri Anda,” ungkapnya. Selain itu, para tenaga kependidikan juga dibekali dengan materi lain yang dirasa perlu, diantaranya jenjang karir tenaga kependidikan dan peraturan disiplin pegawai, konsientasi motivasi kerja, costumer care, manajemen arsip, konsientasi nilai-nilai Mgr. Soegijapranata, surat dinas, dan ex corde ecclesiae.
Sedangkan kepada para dosen, pesan yang diberikan pengajar di Fakultas TP sekaligus PMLP ini dikutip dari pepatah berbahasa Inggris,”Students go to Oxbridge (university) not to be taught, but to learn.” Pepatah ini mau mengatakan bahwa para dosen baru pun dituntut untuk tidak berhenti belajar. Selain itu, kepada para dosen juga diberi materi mengenai kurikulum, kode etik dosen dan peraturan disiplin pegawai, budaya kerja, ex corde ecclesiae, dan konsientasi nilai-nilai Mgr. Soegijapranata. (teo)
DKV SCU Bicara Strategi Komunikasi Visual, Tekankan Pendekatan Etika dalam Proses Kreatif
Menggandeng PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE Express), Program Studi