Sabtu (06/08) Unika Soegijapranata mengadakan Upacara Dies Natalis ke-40 di Kampus BSB. Upacara Dies Natalis dihadiri oleh civitas akademika, Yayasan Sandjojo, dan para tamu undangan diantaranya ialah Ir. H. Jokow Widodo dan Nadiem Anwar Makarim, B.A., M.B.A. yang nantinya akan memberikan sambutan secara virtual.
Seremoni perayaan Dies Natalis juga dimeriahkan oleh penampilan mahasiswa seperti Paduan Suara Mahasiswa (PSM), Gratia Choir, yang baru saja membawa pulang Medali Emas pada ajang The 11st Bali International Choir Festival 2022 dan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kembang Taru, yang juga telah menyabet juara favorit pada ajang National Folklore Festival.
Dalam rangkaian kegiatan Upacara Dies Natalis 40, Rektor Unika Soegijapranata, Dr. Ferdinand H, S.Psi.,M.Si, saat sambutannya menyinggung bahwa tiga perutusan luhur Unika Soegijapranata akan terus diilhami sebagaimana mestinya. Pertama, menggembleng generasi muda dalam pengetahuan, integritas moral dan kedewasaan pribadi sehingga berani mengambil peran pemimpin di manapun berkarya. Kedua, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan budaya demi semakin baiknya kehidupan. Ketiga, menjadi inspirasi dan sinar pewartaan kasih dalam dunia pendidikan.
“Anak-anak muda ini, harus belajar berinteraksi secara sehat, mengungkapkan ide dan gagasan secara langsung, berbeda pendapat, berargumen, adu gagasan, berkolaborasi, beradaptasi, berkonflik dan menyelesaikannya, serta belajar toleransi dengan berbagai macam perbedaan,” tegasnya.
Laporan tahunan yang disampaikan oleh Rektor Unika ternyata mendapati buah hasil dan respon yang cukup baik terkait pembelajaran daring selama pandemi. Akan tetapi, Ferdinand menanggapi respon ini untuk dijadikan sebuah refleksi karena tidak akan cukup jikalau hanya dengan mentransfer ilmu pengetahuan melalui pembelajaran secara daring.
Oleh karena itu, Unika Soegijapranata akan mengembangkan proses pembelajaran dengan menawarkan program SLM (Soegijapranata Learning Model). Ferdinand membeberkan program ini adalah berguna untuk memperbesar ruang bagi mahasiswa dengan berbagai aktivitas di kelas maupun di luar kelas. Dengan menerapkan contextual learning; akan menghadirkan alumni untuk berbagi pengalaman bidangnya, serta membangun suasana sukacita dalam pembelajaran menjadi ciri khas yang dihadirkan melalui program SLM ini.
“Semua itu bisa dilakukan secara tatap muka, kemajuan teknologi informasi yang kini kita nikmati. Tentu akan semakin melengkapi proses penggemblengan tersebut,”
Peringatan Dies Natalis 40 Unika Soegijapranata ini merupakan momen yang sangat baik untuk mengingat kembali spirit yang dibangun oleh Mgr. Albertus Soegijapranata yakni semangat “Talenta Pro Patria et Humanitate”. Oleh karena itu, selaras dengan tema yang diusung tahun ini “Menemukan dan Menghidupi Sukacita dalam Perutusan dan Pelayanan”.
Mentri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia (Kemendikbudristek), Nadiem Anwar Makarim menyampaikan bahwa Dies Natalis kali ini adalah suatu momentum untuk semakin menguatkan seluruh civitas akademika Unika Soegijapranata dalam mewaris nilai-nilai Mgr. Soegijapranata.
Kemudian dalam sambutannya, Nadiem Anwar Makarim menegaskan juga kepada seluruh univeristas untuk dapat melahirkan mahasiswa yang mampu mengubah keadaan Indonesia menjadi yang lebih baik.
“Saat ini kebutuhan akan intelektual pendidikan tinggi didorong oleh keharusan Indonesia melompat ke masa depan. Memimpin perubahan, bukan lagi mengejar ketertinggalan saja. Oleh karena itu generasi muda kita harus merdeka dalam belajar agar dapat mengoptimalkan minat dan bakatnya secara maksimal.” ungkapnya
Melalui program MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka) dari Kemendikbudristek sekiranya dapat menjadikan wadah bagi mahasiswa untuk bisa melangkah ke depan lagi.
“Dengan meningkatkan kemampuan relevan dan kebutuhan jaman sekaligus menumbuhkan kesadaran untuk memberikan manfaat kepada sesama. Para mahasiswa yang mengikuti program MBKM akan menjalankan peran strategis sebagai intelektual dalam membangun Indonesia unggul 2045,” tuturnya
Spirit yang dibangun oleh Mgr. Albertus Soegijapranata juga menjadikan Unika Soegijapranata Semarang sebagai kampus unggul yang tidak hanya mendidik mahasiswa dalam keilmuan dan teknologi, namun terintegrasi dengan pengembangan bakat dan karakter. Harapannya bakat tersebut dapat dipersembahkan untuk negara dan kemanusiaan, sehingga akan selalu mewarnai dan menjiwai kampus serta seluruh civitas akademika Unika Soegijapranata.
Ditengah distrupsi teknologi dan persaingan antar negara hyper kompetitif, kampus punya peran strategis untuk melahirkan SDM dengan keahlian-keahlian masa depan, SDM yang menguasai emerging knowledge, emerging skills, untuk menyonsong emerging jobs dengan tetap memegang teguh integritas moral, kematangan karakter, dan kedewasaan pribadi.
Maka dalam sambutannya, Jokowi menekankan kepada kampus untuk semakin adaptif dan responsif mengembangkan diri sebagai tempat belajar yang menyenangkan, tempat mahasiswa belajar dengan sukacita. Joyful learning, tempat yang menyenangkan untuk mengembangkan bakat dan keahlian untuk membangun pendidikan yang lebih berkualitas.
“Kampus juga harus menjadi tempat berbagi pengetahuan, keahlian-keahlian baru, simpul bagi lahirnya inovasi dan budaya pikir yang kritis tempat yang terbuka dan membangun sinergi yang akan menjadi energi bagi lahirnya SDM Indonesia yang unggul dan berkarakter serta siap mewujudkan kemajuan Indonesia,” jelasnya
Dunia pendidikan formal seperti perguruan tinggi dapat menawarkan berbagai macam bentuk pembinaan yang tepat dan berguna bagi mahasiswa. Pembinaan yang dimaksud adalah tidak hanya menyangkut bidang kognitif keilmuan, melainkan juga pembentukan mental kepribadian, pengayaan ketrampilan, dan sekaligus keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
Dengan adanya pembinaan tersebut sekiranya mampu menciptakan pribadi-pribadi yang dewasa dan mampu berkiprah ditengah masyarakat guna membawa perubahan hidup bersama yang semakin baik.
Mgr. Robertus Rubyatmoko memberikan petuah kepada Unika Soegijapranata untuk terus berpegang pada dokumen Konsili Vatikan II tentang pendidikan kristiani “Gravissimum Educationis” artikel I. Dalam dokumen tersebut memiliki dua tujuan utama yakni yang pertama demi pembentukan manusia dewasa yang utuh atau integral dan seimbang. Dan kedua demi terjadinya partisipasi atau keterlibatan aktif di dalam kehidupan bermasyarakat.
“Maka untuk mencapai pendidikan ini sangat dibutuhkan pembinaan baik cara fisik, moral, spiritual, maupun cara intelektual. Serta memiliki tujuan pendidikan yang tidak sekedar menghasilkan orang-orang pandai secara intelektual, namun terlebih membentuk pribadi-pribadi yang siap melibatkan diri secara aktif dalam kehidupan sosial demi terwujudnya kebaikan atau kesejahteraan bersama,” pungkasnya. (Dim)