Politik merupakan salah satu hal yang sangat penting mengingat di tahun ini adalah tahun Pemilu. Tradisi Pemilihan Umum (Pemilu) yang sedianya dilakukan 4 tahun sekali akan diadakan serentak di seluruh Indonesia pada tahun ini mengingat tahun ini merupakan tahun ke-empat yang menandai berakhirnya masa kepemimpinan seorang pemimpin negara. Untuk itu perlu dilakukan evaluasi berbagai media tentang sepak terjang media dalam pemberitaan dunia politik.
Senin, 14 april 2014 bertempat di Ruang Rapat Lantai 4 Gedung Mikael Unika Soegijapranata Semarang diadakan diskusi publik dengan tema “Evaluasi Sajian Politik Media di Tahun Politik”. Dalam diskusi publik tersebut dihadirkan sejumlah pembicara dari media yaitu, Wisnu T. Hanggoro dari Program Manager of Southeast Asian Press Alliance, Budi Setyo Purnomo selaku ketua dari Komisi Penyiaran Indonesia Daerah Jawa Tengah (KPID), Girindra dari Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan Gunawan Permadi dari Koran Harian Suara merdeka.
Dalam diskusi publik yang sebagian dihadiri oleh sejumlah mahasiswa dari Fakultas Hukum Progdi ilmu Komunikasi ini dijelaskan tentang media sebagai elemen pendukung dalam arah politik di Indonesia. “ Yang menjadi tantangan media di Asia tenggara sekarang adalah adanya intervensi pemilik media dan adanya pengabaian kode etik/professionalism.” Tutur Wisnu T. Hanggoro yang akrab disapa Pak Wisnu ini. Menurut beliau, Kasus Vivanews.com dan penggunaan acara TV untuk kampanye politik merupakan contoh dari intervensi pemilik media sedangkan keterlibatan Jurnalis dalam tim sukses politisi merupakan contoh dari pengabaian kode etik /professionalism.
Dalam pembawaan materi kedua yang dibawakan oleh Bapak Budi Setyo Purnomo juga dijelaskan tentang efek dari konglomerasi media terhadap netralitas lembaga penyiaran dalam Pemilu legislatif tahun 2014. Kemudian dalam pembawaan materi dari Media Harian Suara merdeka dan dari AJI dijelaskan tentang kondisi media di Tahun pemilu ini. Berbagai kondisi yang real maupun tugas dari seorang jurnalis juga dijelaskan dalam pemaparan pada diskusi publik ini.
Secara umum, media sangat menentukan sepak terjang para tokoh politik. Cara pengiklanan akan menentukan seberapa besar pamor seorang tokoh politik. Beruntung, Negara Indonesia memiliki kebebasan untuk berekspresi tetapi kebebasan itu tidak sepenuhnya diberikan kepada para pencari berita mengingat banyaknya kasus penganiayaan pada wartawan.(Wisnu-Kronik)