Pada Kamis 2 Juni 2022, empat mahasiswa Departemen Geografi Sosial mengakhiri masa studi lapangan di Tambak Lorok untuk mata kuliah Ekologi Sosial dan Governance Lingkungan yang diadakan oleh Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP), Unika Soegijapranata. Mereka tinggal di Semarang sejak tanggal 9 Mei 2022.
Tambak Lorok adalah sebuah wilayah di Semarang yang sering tergenang oleh rob akibat penurunan tanah dan naiknya permukaan laut.
Maka dari itu Gina Smith mempelajari strategi adaptasi warga Tambak Lorok dalam menghadapi kelangkaan air bersih. Abe Nijkamp mempelajari persepsi masyarakat Tambak Lorok tentang rob, naiknya permukaan air laut, penurunan tanah, tempat tinggal, dan tempat kerja yang membuat mereka bertahan hidup di Tambak Lorok atau merencanakan pindah. Max van der Heijden mempelajari persepsi warga Tambak Lorok tentang sampah di wilayah tinggal mereka. Persepsi ini akan menentukan cara mereka dalam mengolah sampah, sikap yang bisa memperbaiki atau memperburuk keadaan di Tambak Lorok. Akhirnya Jonas Buying mempelajari strategi adaptasi warga Tambak Lorok dalam menghadapi dampak-dampak perubahan iklim yang berupa naiknya permukaan laut dan penurunan tanah.
Keterbatasan bahasa membuat keempat mahasiswa dari Universitas Radboud ini membutuhkan pendampingan mahasiswa-mahasiswa Unika Soegijapranata. Para mahasiswa pendamping itu adalah Meifita Dian Handayani (Program Magister Lingkungan dan Perkotaan, FITL), Fransisca Liana Budiman (Fakultas Psikologi), Raiyana Diki Tri Arnanda (Fakultas Psikologi), dan Laurel Lia Nola Prameswari (Program Studi Rekayasa dan Infrastruktur Lingkungan, FITL). (#Kont-PMLP)