Pelatihan soft skills siap kerja kembali diadakan pada tanggal 25 Agustus 2021, kali ini dengan peserta seluruhnya mahasiswa Ilmu Komunikasi angkatan 2018 ataupun 2019. Masih dengan metode online, kelas pelatihan dibagi menjadi 2 kelas yang berisi kurang lebih 48 mahasiswa per kelasnya. Berbeda dengan pelatihan sebelumnya yang diawali dengan Who am I, pelatihan kali menyajikan topik Happiness sebagai pemicu awal.
Kegiatan ini dilaksanakan atas kerjasama Program Study Ilmu Komunikasi dengan Pusat Karir Mahasiswa atau SSCC. Melalui berbagai gathering ataupun webinar dengan dunia kerja, SSCC menyampaikan bahwa sangat perlu mendampingi mahasiswa semester akhir (atau minimal semester 5) untuk mempersiapkan diri mereka menuju dunia kerja. Sebelum magang dilaksanakan, sangat penting untuk diberikan landasan yang kokoh akan soft skills mahasiswa.
Happiness diberikan pada pembuka pelatihan dengan tujuan bahwa mahasiswa perlu disadarkan bahwa akan ada banyak hal yang menjadikan seseorang mampu melalui tiap tahap kehidupan, asalkan konsep “bahagia” telah didapatkan.
Bahwasanya setiap orang boleh untuk bahagia, bahkan wajib bahagia. Dan tiap orang mempunyai ataupun mewujudkan bahagia dengan cara yg berbeda. Organisasi dunia, WHO, memberikan 17 kriteria tentang bahagia termasuk di dalamnya adalah authentic happiness. Kebahagiaan otentik adalah bahagia yang mendasar di dalam diri manusia dan tiap orang memiliki authentic happiness yang berbeda. Kebahagiaan itu menyeluruh dan sifatnya tidak sementara.
CVR Abimanyu, S.Psi., M.Psi, fasilitator yang biasa disebut pak Abi menyampaikan bahwa perasaan baik yang muncul karena kebaikan dengan apa yang diperbuat, memiliki kekuatan yang tertinggi untuk dapat dikembangkan dan diberikan untuk orang lain. Itulah kebahagiaan yang sebenarnya dari diri manusia. “Kekuatan tertinggi kadang hanya berupa hal kecil, namun itu dapat memberikan rasa sukacita yang diberikan kepada orang lain. Lalu apa yang membuat dirimu dan orang lain bahagia? Mari kita coba gali bersama..”
Masing-masing peserta dipersilakan untuk dapat menyampaikan tentang apa yang arti bahagia yang otentik. Setelah mengungkapkan, fasilitator memberikan pancingan untuk pembahasan. Dengan metode demikian, diharapkan masing-masing mahasiswa dapat lebih peka akan diri sendiri.
Selama kurang lebih 20 menit materi disampaikan, selebihnya kurang lebih 60 menit adalah waktunya mahasiswa mempraktikkan materi dengan menggali tentang kebahagiaan otentik diri mereka. Pembahasan ataupun tanggapan dari mahasiswa lain akan dapat lebih melengkapi akan bahagia yang ditemukan oleh masing-masing mahasiswa. (sscc-yoel)