Perayaan hari pertama dalam rangka Dies Natalis yang ke-10 Program Studi (Prodi) Sistem Informasi Fakultas Ilmu Komputer Unika Soegijapranata, ditandai dengan diselenggarakannya webinar yang menghadirkan dua narasumber dari pihak pemerintah, dalam hal ini adalah Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Semarang Indriyasari SE MAP dan salah satu Dosen Unika Soegijapranata yaitu Andre Kurniawan P SKom MLing.
Acara yang diselenggarakan secara online melalui ruang virtual Unika ini, dilaksanakan pada hari Kamis (11/11) dan dibagikan pula melalui kanal youtube.
Dengan mengusung tema “Pemanfaatan Augmented Reality untuk Digital Marketing”, para narasumber memaparkan materinya untuk menambah wawasan keilmuan khususnya implementasi ilmu dalam dunia kerja terutama di bidang budaya dan pariwisata.
Seperti yang disinggung dalam sambutan Guru Besar Sistem Informasi Unika Soegijapranata Prof Dr F Ridwan Sanjaya MS IEC, “Online dan offline sekarang menjadi satu kesatuan saling menggantikan atau saling mensubstitusi bahkan saling melengkapi. Jadi terkait dengan ulang tahun ke-10 Prodi Sistem Informasi, yang didirikan pada tanggal 11 bulan 11 dan tahun 2011, merupakan momen baik awal terbentuknya Program Studi baru,” kenang Prof Ridwan.
Tujuan pembentukan Prodi Sistem Informasi ini adalah bagaimana masyarakat atau generasi muda bisa kita kembangkan talenta-talentanya untuk masa depan, karena masa depan ini ada kaitannya dengan teknologi. Dan dalam perkembangannya, Prodi Sistem Informasi hingga saat ini telah mendapat predikat akreditasi ‘Baik Sekali’ atau jika dari sisi pembobotan predikat ini di atas akreditasi B, sehingga tinggal selangkah lagi menjadi akreditasi ‘Unggul’, lanjutnya.
Disamping itu dalam keilmuan, teknologi diciptakan memang untuk kemanusiaan karena kita yang menciptakan. Dan saat ini teknologi sudah pada level dimana teknologi sudah bisa bermanfaat dan berguna sesuai dengan fungsinya. Jadi itu yang kita namakan sebagai teknologi untuk kemanusiaan.
Sedang dalam paparan materinya, Indriyasari yang menjadi narasumber pertama banyak mengulas tentang penggunaan teknologi untuk pengembangan pariwisata Kota Semarang.
“Salah satu aplikasi yang kita ciptakan di era pandemi adalah aplikasi LUNPIA. Sehingga dengan aplikasi ini masyarakat bisa menemukan keajaiban berwisata di Kota Semarang,” tutur Indriyasari.
Selain itu juga tersedia Semarang Creative HUB yang memfasilitasi para pelaku ekonomi kreatif di dua gedung di kawasan Kota Lama yaitu gedung Galeri Industri Kreatif dan gedung Oudetrap. Tersedianya fasilitas ini, karena Kota Semarang menjadi salah satu dari sepuluh Kota Kreatif di Indoensia.
Dan tujuan didirikannya adalah untuk memberikan ruang dan kesempatan dari para pelaku ekonomi kreatif yang ada di Kota Semarang untuk berkolaborasi, untuk menampilkan karyanya dan untuk bersama-sama melakukan aktifitas di Kota Semarang, lanjutnya.
Pada narasumber kedua, banyak memaparkan tentang manfaat dan penggunaan Augmented Reality (AR) atau Realitas Berimbuh dalam digital marketing oleh Andre Kurniawan.
“Dengan teknologi AR maka memungkinkan kita melihat objek maya baik 2 D maupun 3 D yang langsung diproyeksikan ke dunia nyata,” ucap Andre.
Pemanfaatan AR biasanya digunakan untuk game, social media, marketing, dan edukasi. Sedangkan proses penggunaan AR untuk marketing diawali dengan social media compaign, selanjutnya akan menimbulkan word of mouth, dan akan menjadi viral apabila digunakan serta memunculkan experience, dan akhirnya akan berdampak munculnya consumer engegament yaitu terjalinnya komunikasi antara konsumen atau pelanggan eksternal dan organisasi melalui berbagai saluran online atau offline, pungkasnya. (FAS)