Program Profesi Insinyur (PPI) beserta Kelompok Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS) Unika Soegijapranata telah menyelenggarakan forum diskusi bulanan yang menghadirkan narasumber dari mahasiswa Prodi Program Profesi Insinyur Unika Soegijapranata sekaligus Ketua Program Studi (Kaprodi) Teknik Sipil Universitas Pembangunan Jaya (UPJ), yaitu Pratika Riris Putrianti ST MT yang diselenggarakan pada hari Kamis (20/1), secara virtual melalui zoom.
Materi yang dipaparkan dalam kegiatan tersebut adalah mengenai “Praktik Etika dan Profesionalisme Keinsinyuran Pada Kontraktor Pelaksanaan Percepatan Pelaksanaan Konstruksi Bangunan.”
Dalam sambutannya, Ir Widija Suseno W MT selaku Kaprodi PPI Unika Soegijapranata mengemukakan pentingnya forum diskusi teknik sipil yang diikuti oleh para akademisi maupun praktisi mengenai pengetahuan-pengetahuan yang mutakhir yang ditangani oleh mahasiswa PPI Unika.
“Mahasiswa Prodi PPI ini rata-rata sudah bekerja dan memiliki pengalaman, sehingga harapannya apa saja yang dialami oleh mahasiswa Prodi PPI ini, bisa ditularkan kepada adik-adik kelasnya yang di S-1 Teknik Sipil dan para peserta yang bergerak di bidang keinsinyuran,” jelasnya.
Hal ini sesuai dengan program pemerintah tentang keinsinyuran, dimana setiap orang yang bekerja di bidang keinsinyuran itu harus punya STRI atau Surat Tanda Registrasi Insinyur. Dan untuk mendapatkan STRI maka harus mendapatkan Sertifikat Insinyur Profesional (SIP) yang akan diperoleh setelah lulus dari Prodi PPI Unika Soegijapranata.
Saat ini Prodi PPI Unika telah membuka angkatan ke-IV, dan bagi yang berminat silahkan mendaftar dan mengisi form yang di dalamnya harus mengisi data tentang pengalaman-pengalaman mengikuti diskusi atau seminar-seminar, pengalaman proyek-proyek yang pernah ditangani, dan selanjutnya akan diproses di Prodi PPI yang dalam pembelajarannya menggunakan sistem pendidikan RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau).
Sedang narasumber forum diskusi Teknik Sipil, Pratika Riris Putrianti ST MT menjelaskan bahwa dalam suatu proyek konstruksi ada tiga hal yang sangat penting untuk diperhatikan, antara lain yaitu waktu, biaya dan mutu.
“Dalam suatu proyek konstruksi tidak hanya dibutuhkan pengetahuan dan kemampuan di bidang konstruksi yang berdampak pada waktu, biaya dan mutu, tetapi juga dibutuhkan salah satunya adalah etika,” ucapnya.
Etika sendiri cakupannya adalah tentang bagaimana kita berperilaku, membawa perilaku kita ke atasan, dan juga pembawaan kita dalam dunia kerja. Oleh karena itu penting bagi seorang insinyur untuk memahami etika profesi dalam proyek konstruksi demi kelancaran proyek itu sendiri.
“Dalam proyek Apartemen ‘X’ Menteng Jakarta Pusat didorong untuk melakukan pembangunan percepatan dari sebelumnya empat tahun diharapkan selesai tiga tahun. Dan sebagai sebagai Site Engineer saya harus mengetahui apakah pembangunan sudah sesuai dengan atuaran atau kaidah keprofesionalan atau apakah masih ada kekurangan yang harus diperbaiki, ” lanjutnya.
Oleh karena itu perlu dilakukan pengamatan-pengamatan atau observasi, penyebaran kuesioner, wawancara atau hasil pengukuran atau investigasi di lapangan sebagai data primer. Dan pengumpulan data sekunder dari buku, jurnal, laporan atau surat kabar yang merupakan contoh data sekunder.
Sedangkan dalam tahap konstruksi ini ada tahap pelaksanaan K3 yang meliputi safety induction, kelengkapan APD dan Toolbox Meeting (TBM). Sementara pada tahap pelaksanaan, juga di bagi dua tahap yaitu tahap pekerjaan struktur horizontal dan tahap pekerjaan vertikal.
“Dari pekerjaan konstruksi struktur Apartemen ‘X’ Menteng Jakarta Pusat, telah selesai dilakukan, dan seluruh pelaku konstruksi yang terlibat dalam tahap pelaksanaan konstruksi sudah melaksanakan tugas dengan profesional. Dan sebagai insinyur profesional, saya tetap mengindahkan etika-etika dan keprofesionalan baik dalam seluruh tindakan maupun dalam keputusan yang diambil berdasarkan kaidah-kaidah ilmiah dan petimbangan-petimbangan yang matang,” pungkasnya. (FAS)
