Indonesia saat ini, telah dihadapkan pada permasalahan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) atau pasar tunggal di Asia Tenggara yang akan dimulai pada akhir 2015 mendatang. Bagi Indonesia MEA dapat memberikan dampak positif dan negatif, namun yang penting perlu disiapkan kualitas sumberdaya manusianya (kualitas SDM) dan juga kualitas produk lokal yang dihasilkan. Salah satu hal terkait dengan bidang pangan, langkah yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah dengan pengingkatan kualitas dan inovasi dari pangan lokal.
Salah satu pangan lokal yang memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan adalah ‘koro’. Koro merupakan kelompok polong-polongan yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif kedelai karena kandungan gizinya yang baik dan seimbang (tinggi kadar protein dan karbohidrat namun rendah kadar lemaknya). Koro memiliki beragam jenis seperti koro benguk (Mucuna pruriens), koro pedang (Canavalia ensiformis), koro gude (Cajanus cajan) dan masih banyak lainnya. Pemanfaatan koro yang sering digunakan sebagai bahan pengganti kedelai adalah untuk pembuatan tempe. Seiring dengan berjalannya waktu, koro dapat juga dimanfaatkan untuk pembuatan tepung, kue-kue kering, selai, nugget, minuman, tahu, kecap, dll.
Himpunan Mahasiswa Peduli Pangan Indonesia Komsat Unika Soegijapranata pada hari Sabtu, tanggal 13 Juni 3015 telah menyelenggarakan kegiatan Hari Koro. Kegiatan yang merupakan serangkaian acara Dies Natalis Fakultas Teknologi Pertanian unika Soegijapranata ke 20 tahun ini terdiri dari dua rangkaian acara yaitu seminar dengan tema “Globalisasi Koro, Solusi Untuk Menghadapi MEA 2015” dan exhibition yang terkait dengan produk-produk koro. Tujuan diselenggarakannya kegiatan ini adalah untuk membuat “Hari Koro” menjadi tradisi dan pelopor bagi berkembangnya hari-hari pangan yang lain, dan mengenalkan koro pada mahasiswa Unika Soegijapranata serta masyarakat umum.
Adapun pembicara dalam seminar tersebut yaitu
1. Ibu Titik Sasanti, S.Pt. Direktur Yayasan Gita Pertiwi, selaku Lembaga Swadaya Masyarakat yang salah satu kegiatannya adalah mendampingi petani dalam bididaya koro.
2. Ibu Dr. Ir. Christiana Retnaningsih, MP., dosen Fakultas Teknologi Prtanian Program Nutisi dan Teknologi Kuliner unika Soegijapranata, yang banyak melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat terkait dengan koro.
3. Ibu Tri Barokah, selaku ketua UKM damar Sindoro Sumbing dari Kabupaten Temanggung, yang banyak berkecimpung dalam aneka olahan pangan berbasis koro pedang.
Seminar dan pameran produk olahan koro dihadiri oleh mahasiswa sekitar 200 orang dari berbagai perguruan tinggi seperti Unika Soegijapranata, Universitas Diponegoro, Universitas PGRI Semarang, dll. (Angela, dan tim)