Bella Arti
Kebahagiaan terasa di atmosfir Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, di saat Fakultas Bahasa dan Seni (FBS) memulai acara minggu kedua perayaan Ulang Tahun Fakultas yang bisa di sebut juga sebagai DIES NATALIS Faculty of Language and Arts (FLA) yang ke 17. Rentetan acara telah disusun memang ditujukan untuk merayakan ulang tahun fakultas yang bertemakan Sweet Seventeen. Perayaan Ulang Tahun ini memang berbeda dengan tahun – tahun sebelumnya. Setiap minggu selama kurang lebih satu bulan akan di adakan acara – acara yang berbeda. Pagi hari yang cerah di isi dengan senyum – senyum segar para mahasiswa yang terlihat cukup semangat untuk mengikuti acara minggu ke dua FBS. Acara pada tanggal 28 Mei 2015 ini yang diadakan di gedung Thomas Aquinas, adalah seminar meriah yang berjudul “Translation and Transnationality” yang telah disertakan total sebanyak sebelas pembicara dari berbagai macam pekerjaan dan keahlian pada bidang tertentu yang berhubungan dengan Bahasa Inggris dan Budaya.
Sebelum acara dimulai, para mahasiswa duduk tenang berdoa dengan dipimpin oleh salah seorang dosen. Setelah doa selesai, sambutan dikumandangkan oleh Dekan FBS, ibu Angelika Riyandari, Ph.D. Acara resmi dimulai pada jam 08.10 WIB. Empat pembicara dan seorang moderator mulai naik ke panggung. Dimulai dengan Bapak Elias Widhi yang adalah seorang subtitler dan Kiki Alex, seorang subtitle editor film yang keduanya merupakan lulusan dari FBS tahun 2004. Kedua pembicara ini telah mengambil perhatian para mahasiswa dengan dunia subtitling mereka karena membuka pikiran mereka tentang dunia Bahasa. Seperti dalam perkataan menarik Elias Widhi, “Pekerjaan memilihmu, bukan kamu yang memilih pekerjaan”. Pada sesi ini, acara selanjutnya diisi oleh dua orang dosen sebagai pembicara yang membicarakan tentang translation atau alih bahasa; Bapak Retang Wohanggara dan Antonius Suratno. Salah satu dosen, Bapak Retang, membicarakan tentang bahasa daerah beliau yaitu Kambiara yang beliau alih bahasakan ke Bahasa Indonesia serta Inggris. Pembicara mengutarakan beberapa hal yang sangat menarik, salah satunya, “Translate without the study of culture is nothing!”. Tampaknya Budaya dan Bahasa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Hal ini menuntut para pembelajar bahasa untuk juga menyertakan pembelajaran tentang budaya dalam studi mereka.
Acara selanjutnya membahas tentang Transnationality yang berhubungan dengan Budaya Populer Amerika yang menampilkan empat orang pembicara dari Universitas Gajah Mada (UGM). Pembicara pertama adalah Prof. Dr. Ida Rochani Adi, S.U yang membicarakan riset beliau tentang Transnationality in American Studies. Beliau membahas tentang post-nationalist di dalam Hegemoni Kebudayaan Amerika yang memayungi riset-riset pembicara selanjutnya seperti yang dipresentasikan oleh Ibu Ans Prawati Yuliantari yang membahas tentang pengaruh Budaya Amerika dalam bidang musik jenis rap di Indonesia, terutama di Manggarai, NTT. Pembicara ketiga yaitu Ibu Rasiah memperlihatkan risetnya pada novel – novel abad 21 tentang perbudakan di Amerika. Selanjutnya adalah Ibu Benita Amalina yang membicarakan tentang risetnya yang membela keberadaan kaum wanita dalam film fiksi populer di Salt(2010) dan Zero Dark Thirty(2012). Kedua pembicara terakhir ini tampaknya telah menarik kaum muda yang sebagian besar adalah para mahasiswa semester 2 sampai 6 di Sastra Inggris, FBS untuk bertanya karena kedua pembicara membahas tentang novel dan film populer Amerika yang nampaknya selalu di gandrungi oleh kaum pemuda Indonesia sebagai hiburan maupun sebagi contoh subyek bagi skripsi mereka.
Sesi berikutnya mendatangkan kelompok peneliti UGM lagi yaitu, Ibu Ken Ruru Nindyasmara dengan topiknya tentang Negotiation of Identity in Diasporic Literature dalam novel Leslie Silko dan Amy Tan. Selanjutnya adalah Ibu Ashika Prajnya Paramita yang juga membahas tentang risetnya dalam gambaran identitas imigran muslim dalam sebuah komik Ms. Marvel. Dalam pembahasan ini, nampaknya para peserta cukup menikmati paparan ibu Ashika yang dengan asyik membahas tentang hubungan antara kejadian 9/11 di Amerika dengan keberadaan kaum muslim di Amerika yang di asingkan dan dibenci. Dalam komik Ms. Marvel ini, pemeran protagonist utama adalah seorang perempuan muslim yang nampaknya jarang ditemui di dalam novel kepahlawanan Amerika. Pembicara terakhir adalah Bapak Dhionisius Bambang Gumilang dengan topik risetnya yaitu A Transnational Study of American and Indonesian Smack Down. Beliau menggemari gulat dan memilih SmackDown sebagai topik risetnya. Semua riset ini menjadi bagian yang mendukung dari riset payung Prof. Dr. Ida Rochani, SU yang telah membuka wawasan hadirin tentang pentingnya riset Budaya Populer dalam konteks mengembangkan dunia Bahasa. Selanjutnya sebagai pungkasan nya, band bintang tamu dari SLB Negeri Semarang yang menyanyikan beberapa lagu spesial untuk para peserta dan tamu – tamu lainnya telah memeriahkan acara kali ini.
Keterkaitan antara Budaya dengan Bahasa tidak dapat lagi dipungkiri adanya. Untuk mempelajari bahasa, setiap manusia harus mempelajari budaya dari bahasa tersebut. Sebuah Bahasa tidak serta merta ada sebelum adanya Budaya. Hal itulah yang sering dilupakan kaum muda masa kini. Sering kalinya, kaum muda menerima Bahasa atau Budaya secara mentah – mentah sehingga akan menimbulkan masalah yang rumit. Pentingnya diadakannya Seminar tentang Budaya dan Bahasa seperti yang dilakukan oleh FBS Unika Soegijapranata diharapkan berguna untuk membuka wawasan luas kaum muda agar menyikapi tentang Budaya Populer dan Bahasa secara matang. (FBS)