Kegiatan ziarah warga Unika Soegijapranata ke Gua Maria Sawer Rahmat Cisantana Kuningan telah dilaksanakan pada hari Sabtu (28/5).
Kegiatan ziarah tersebut dilaksanakan pertama kali, setelah sebelumnya tidak bisa terlaksana karena terkendala pandemi Covid 19.
Dengan kendaraan dua bus dan satu hiece, ziarah diikuti oleh peziarah dari kalangan dosen dan tenaga kependidikan (tendik) Unika Soegijapranata yang berangkat sejak pagi hari sekitar pukul 06.00 hingga pulang kembali ke Semarang sekitar pukul 22.00 wib.
Terdapat beberapa kegiatan dalam ziarah tersebut antara lain jalan salib, perayaan ekaristi di kapel Kebangkitan dan dilanjutkan doa pribadi di gua Maria Sawer Rahmat Cisantana Kuningan.
Dalam pesan yang disampaikan oleh Rektor Unika Soegijapranata Dr Ferdinandus Hindiarto SPsi MSi sebelum berkat penutup dalam perayaan ekaristi, kembali mengingatkan keluarga besar Unika Soegijapranata untuk bersyukur dan menjalani perutusan dengan penuh sukacita.
“Hendaknya kita bisa meneladan sikap Bunda Maria yang tidak pernah mengeluh dalam perutusan menjadi Bunda Tuhan,” ungkap Dr Ferdinand.
Maka menjalani perutusan dengan penuh sukacita ternyata tidak bisa dibungkus dengan kepura-puraan, karena proses sukacita harus muncul dari dalam hati kita seperti teladan Bunda Maria tatkala menanggapi kabar gembira dari Malaikat.
Hal lain, hendaknya kita bisa memaknai rahmat Tuhan yang telah kita terima dalam hidup kita. Tanpa itu kita tidak akan dapat bersukacita.
Dan makna sukacita dalam rahmat Tuhan tidak harus kaya, melainkan yang dimaksudkan adalah mental berkelimpahan karena Tuhan baik, sehingga tanpa mental itu tentu kita justru memiliki mental yang sebaliknya yaitu mental selalu berkekurangan, maka akan sulit sekali mengeluarkan apa yang disebut sukacita, lanjutnya.
Sedang Romo Dr Aloysius Budi Purnomo Pr dalam homilinya juga menyinggung tentang istilah yang disebut ‘ Semangat Tanpa Sambat’. Dan istilah ini terinspirasi dari tulisan yang terdapat di bagian belakang kendaraan truk saat ditemui di jalan.
Dijelaskan oleh Romo Budi Purnomo bahwa dalam istilah tersebut terkandung makna sukacita. “Contoh yang jelas tentang makna sukacita terdapat pada diri Bunda Maria,” ucapnya.
Dengan sikap Bunda Maria yang rendah hati dan penuh ketaatan, Bunda Maria menerima kabar sukacita dan perutusan bahwa Ia akan mengandung anak laki-laki dalam kuasa dan anugerah Roh Kudus yang melingkupi diriNya, meski Bunda Maria masih gadis dan baru bertunangan.
“Suatu teladan sikap kerendahan hati dan ketaatan yang ditunjukkan oleh Bunda Maria karena menerima perutusan dengan sukacita meski harus berhadapan dengan resiko yang berat. Sukacita bersama dengan Bunda Maria berarti kita tetap bergembira meski dalam keadaan-keadaan yang mungkin tidak seperti yang kita bayangkan dan kita harapkan,” urai Romo Budi.
Inilah contoh-contoh sederhana tentang semangat sukacita tanpa sambat. Dan tentu kita semua juga punya contoh-contoh yang lebih dahsyat yang memberi arti tetap semangat tanpa sambat seperti yang dilakukan oleh Bunda Maria, pungkasnya. (FAS)