Dalam jumpa pers (9/17) Wakil Rektor Akademik Kemahasiswaan dan Alumni Unika Soegijapranata, Dr. Berta Bekti Retnawati, SE. M.Si., menyampaikan apabila wisuda periode III tahun 2022 ini terbilang jumlah wisudawan yang paling terbanyak dengan jumlah kelulusan 628 mahasiswa. Wisuda akan dilaksanakan secara langsung dan akan dibagi menjadi tiga sesi di Gedung Auditorium Unika Soegijapranata.
Sesi pertama untuk Fakultas Arsitektur dan Desain dan Fakultas Psikologi. Sesi kedua untuk Program Doktor Ilmu Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, dan Fakultas Ilmu Komputer. Kemudian, sesi terakhir untuk Fakultas Teknik, Fakultas Hukum dan Komunikas, Fakultas Teknik Pertanian, dan Faculty of Language and Arts.
Menurut Berta, kelulusan yang terhitung banyak ini dikarenakan beberapa mahasiswa (program strata satu) diberikan alternatif untuk mengambil tidak harus skripsi, misalnya seperti artikel ilmiah, publikasi, laporan magang, prosiding, atau proyek yang harus sesuai dengan peminatan kuliahnya. Selain itu, mahasiswa yang dapat lulus tepat waktu juga adanya dorongan dan penelitian bersama dengan dosen pembimbing.
“Banyak dari mahasiswa kita yang memang terbantu ketika melakukan penelitian bersama dengan dosen pembimbing dan mereka juga dipercepat (tapi tidak menyampingkan kualitas penelitian) akan tetapi mereka diberikan pembimbingan secara terstruktur dan didorong untuk bisa lulus tepat waktu. Jadi, tidak apa-apa sebetulnya kalau yang lulus banyak, studi yang baik adalah lulus,” ungkapnya.
Alih-alih alternatif skripsi, bukan berarti nantinya penelitian akan menjadi bebas. Melalui program yang telah dibentuk Unika Segijapranata, Delta (Dokumentasi Elektronik Tugas Akhir), nantinya mahasiswa diwajibakan untuk melaporkan progres ke program tersebut.
“Jadi meskipun kita bisa menggunakan alternatif atau pilihan banyak topik pengganti skripsi. Akan tetapi semuanya harus tercatat dan terdokumentasi karena kalau nanti pas akreditasi apa pun harus ada lampiran dokumentasinya agar bisa dilacak, dan yang terpenting, terukur,” jelasnya.
“Maka dosen juga tidak boleh lepas-lepasan karena adanya alternatif ini. Tapi dosen tetap harus membimbing mahasiswa itu,” sambungnya.
Rektor Unika Soegijapranata, Dr. Ferdinandus Hindiarto S. Psi., M.Si., mengagas dengan adanya altenatif skripsi ini juga bagian dari mewujudkan program Mendikbudristek mengenai kampus merdeka dalam belajar.
“Salah satu yang kami lakukan adalah dengan penelitian payung, yang artinya dosen yang punya topik besar, lalu dipecah-pecah menjadi sub-topik yang nantinya dapat dipilih oleh mahasiswa. Maka ini menolong mahasiswa untuk lebih cepat lulus, dan dosen juga terbantu dalam proses penelitiannya,” tuturnya.