Pada tahun ini Unika Soegijapranata akan memasuki usia 40 tahun, sejak lahirnya (5 Agustus 1982). Sebagai perwujudan nilai-nilai yang dianut, agenda Dies Natalis kali ini mengusung tema: “Menemukan dan Menghidupi Sukacita dalam Perutusan dan Pelayanan”.
Dr. Retno Yustini Wahyuningdyah MSi selaku dosen FEB, yang telah mengabdi kepada Unika sejak tahun 1984 dan kini akan memasuki masa purna karya. Ia menyampaikan pengalamannya bahwa pengelolaan kampus yang dulu sampai sekarang mengalami banyak perubahan baik, serta terus melanggengkan nilai tradisi unggul.
“Jadi ya itu tadi, melayani dengan sukacita bagi saya menjadi basic yang luar biasa untuk bisa mengembangkan generasi selanjutnya,” tuturnya.
Tradisi unggul yang dilanggengkan oleh Unika adalah dengan selalu mendukung talenta para mahasiswa/i, baik akademis maupun non akademis. Bukti nyata dari dukungan tersebut pada periode tahun ini yakni tiga mahasiswa FTP Unika Soegijapranata mengikuti kompetisi pangan internasional ke Chicago, US. Dan kelompok paduan suara (Gratia Choir) meraih medali emas di kompetisi The 11th Bali International Choir Festival (BICF).
Sementara itu, para dosen juga diberikan kesempatan untuk mendapatkan beasiswa studi lanjut ke luar negeri. Robertus Setiawan Aji N ST MComIT PhD, selaku Wakil Rektor Inovasi, Riset, dan Publikasi dan dosen teknik informatika juga merupakan salah satu dosen yang merasakan nilai-nilai tradisi unggul tersebut.
“Bersyukur sekali Unika telah memfasilitasi, artinya mendukung saya dan semua dosen mendapatkan beasiswa-beasiswa untuk melanjutkan studi lanjut ke luar negeri. Maka apabila universitas ini tidak memikirkan tradisi unggul, hal ini akan berat untuk mencapai mimpi-mimpi kedepannya,” jelasnya.
Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Dr. Ferdinand H SPsi MSi, menanggapi dengan adanya dosen yang mendapat kesempatan studi lanjut ke luar negeri nantinya dapat memiliki prespektif serta wawasannya jauh lebih luas, baik dari sisi budaya, kebiasaan cara belajar, sampai cara riset dan penelitian. Dalam jumpa pers Kamis (4/8), Ia membeberkan selama periode menjabat sebagai Rektor akan melahirkan sepuluh profesor di kampus.
“Semoga tahun ini ada tiga, tahun depan tiga, dan untuk tahun terahkir empat,” sambungnya.
Selain itu, Ferdinand juga menjelaskan saat ini kampus sedang mempersiapkan regenerasi karena mengingat beberapa dosen fakultas yang sudah akan pensiun. Maka akan ada kriteria khusus dalam penerimaan dosen baru, yakni salah satunya menerima dosen baru dengan usia muda dikarenakan agar suasana pembelajaran lebih ceria atau joyfull.
“Jadi saya memang mencari sosok-sosok yang ceria, karena pembeda yang akan saya bangun selama periode ini adalah sukacita. Ning kelas nek dosen sukacita, kan, nyenengke (Di kelas kalau dosen sukacita, kan menyenangkan). Lalu, tentu diikuti dengan metode pembelajaran yang baru, yaitu SLM (Soegijapranata Learning Model) yang nantinya pembelajaran akan lebih ke arah joyfull learning. Jadi nanti di kelas harus gayeng,” jelasnya.
Maka dengan adanya model pembelajaran baru seperti SLM yang dikemas dengan konsep discovery learning di kampus. Harapannya para mahasiswa akan mudah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. (Dim)