Semenjak meningkatnya Covid-19 di Indonesia membuat seluruh kegiatan kampus menjadi daring, baik itu dari proses pembelajaran, kepanitiaan, dan organisasi. Tak sedikit yang mengeluhkan adanya pandemi ini. Selain proses kegiatan belajar-mengajar yang berubah, tentunya memberikan dampak pula pada perekonomian masyarakat sekitar Unika Soegijapranata, misalnya penjual makanan di kantin kampus (Gedung Thomas Aquinas), warung kopi di daerah Bendan Dhuwur, kost-kost-an sepi penghuni dikarenakan banyaknya mahasiswa yang memilih untuk tinggal di rumah masing-masing, driver ojol, pemilik usaha fotocopy di depan kampus, dan mungkin masih banyak lagi.
Melihat keadaan sekarang yang perlahan mulai kembali pulih. Unika Soegijapranata tetap mengupayakan keselamatan bersama dengan terus memantau dan menaati protokol kesehatan sebagaimana mestinya. Contoh-contoh kongret yang dilakukan adalah dengan mengingatkan dan memberikan fasilitas kepada seluruh civitas akademika Unika Soegijapranata melalui infografis “Masngawi”, tempat cuci tangan, hand sanitizer dan cek suhu di setiap sudut tempat, serta selalu menggunakan masker ketika berkegiatan di kampus khususnya di dalam ruangan.
Kegiatan tatap muka di Unika Soegijapranata sudah berlangsung sejak kegiatan Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru (PTMB) pada 30 Agustus – 3 September 2022. Namun, tatap muka ini tidak berlaku hanya saat PTMB saja melainkan kegiatan belajar-mengajar pun sudah mulai tatap muka.
Sejak 5 September 2022 area kampus Unika Soegijapranata sudah dipenuhi dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidikan. Adanya keputusan ini banyak mahasiswa yang memberikan tanggapan positif terkait pembelajaran tatap muka. Salah satunya, Reynaldi Raja Siregar yang merupakan mahasiswa Ilmu Komunikasi 2018 mengungkapkan bahwa dirinya merasa lebih puas ketika bimbingan skripsi secara luring.
“Karena saya pernah merasakan bimbingan online dan bimbingan secara offline. Akan tetapi, saya lebih merasa dapat mencerna dengan mudah apa yang disampaikan oleh dosen pembimbing ketika tatap muka, karena dengan bimbingan offline (tatap muka), saya dapat merespon pernyataan dari dosen pembimbing secara langsung,” tuturnya.
“Lalu karena sekarang sudah melakukan bimbingan secara tatap muka. Saya dengan dosen pembimbing sekarang menjadi intens untuk membahas skripsi dan semoga terhindar dari yang namanya mispersepsi,” lanjutnya.
Tanggapan positif juga dinyatakan oleh Deny Prihardana, mahasiswa Akuntansi 2019, “pastinya senang untuk menyambut kuliah kembali tatap muka. Meskipun dulu sudah pernah merasakan kuliah tatap muka di semester satu, tapi rasa senang yang dulu bisa saya rasakan kembali karena dapat berkumpul dengan teman-teman kampus lagi dan bisa jumpa dengan dosen serta lebih maksimal dalam mengikuti perkuliahan. Karena banyak dari mahasiswa mengalami kendala ketika kuliah secara daring. Yang saya alami ketika mengikuti kuliah secara daring seperti terjadinya pemadaman listrik dan wifi yang sering trouble.”
Sementara itu salah satu penjual kantin di Unika Soegijapranata, Herni pemilik Cafetaria Populer juga menanggapi dengan adanya kembali kuliah tatap muka dirinya mengaku sangat senang, “ya senang banget, karena saya bisa punya pendapatan lagi karena sudah dua tahun lebih nggak bisa jualan. Nah, sekarang begitu sudah bisa buka, wow, saya exicted banget pokoknya.”
Kesukacitaan ini dapat dirasakan oleh banyak orang di lingkungan Unika Soegijapranata. Semoga kesukacitaan ini senantiasa hidup dalam seluruh kegiatan perutusan dan pembelajaran di kampus ungu tercinta.
Ingat tetap jaga protokol kesehatan ya para Soegija Muda, Salam Hoi Aristoi! (Dim)