Mahasiswa Program Studi Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD), Soegijapranata Catholic University (SCU) atau lebih dikenal dengan Unika Soegijapranata, Rosiana Budiarti Santoso, bersama dengan kedua temannya, Florensia Esperance Lie dan Fidello Iqbaal Erfanda baru-baru ini menyabet juara kedua Sayembara Desain Nasional Kabin Ekowisata Wae Bobok Nusa Tenggara Timur yang diselenggarakan Environmental Bambu Foundation.
Perusahaan sosial yang bergerak di bidang pemberdayaan masyarakat pedesaan dan pengembangan restorasi bambu ini menyelenggarakan sayembara sebagai bentuk project pengabdian masyarakat di Ekowisata Wae Bobok di Nusa Tenggara Timur (NTT) untuk memajukan potensi pariwisata di ekowisata camping ground tersebut. Perusahaan ini juga memberikan workshop di desa-desa pedalaman Indonesia tentang bagaimana pemanfaatan potensi restorasi bambu.
Tim yang dibentuk dari tiga orang mahasiswa angkatan 2020 tersebut tidak menyangka bisa mendapatkan gelar runner-up dalam sayembara ini. Rosi menyatakan bahwa sayembara yang diikuti bersama dengan kedua temannya ini mengalami kekurangan persiapan karena sebelumnya mereka juga telah menyabet penghargaan sebagai Juara 2 di Lomba Desain Nasional Sepekan Arsitektur Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY) 2023. Rosi mengatakan waktu mereka untuk mempersiapkan sayembara ini intens selama seminggu, “ga berharap dapat juara juga, … yg ikut juga bersertifikasi keren-keren,” jelas Rosi.
SCU sebagai tempatnya mengasah hard skill juga menjadi wadah untuk mengeksplorasi sekreatif mungkin, “sistem di Unika (SCU), di semester 1, eksplorasinya lebih berani dan lebih liar, juga kemudian mulai belajar caranya bikin produk yang bagus dan berkualitas kayak gimana,” ungkap Rosi. Teman-temannya dari angkatan yang lebih tua juga merangkul dan banyak membantunya. Rosi sendiri menjadikan planning dan skala prioritas menjadi penting baginya untuk mengatur waktu selama menempuh perkuliahan di SCU, “awal-awal lari kenceng, nge-push di awal, pas UAS harus chill biar bisa menyiapkan maket gitu, … karena pengeluaran di akhir pasti banyak. Ya pasti ada yang dikorbankan, ga bisa main atau nongkrong sama temen,” jelas Rosi.
Saat ini, Rosi dan kedua temannya, Florensia dan Fidello, masih konsentrasi pada sayembara-sayembara kecil yang lingkupnya masih nasional, “walaupun sebenarnya ga menutup kemungkinan untuk lomba internasional, .. orientasinya sat ini mending nyari nasional tapi berpotensi untuk menang,” jelas Rosi. [Humas SCU/Hil]