Mahasiswa Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Soegijapranata Catholic University (SCU) Andrea Alissa Raharja, berhasil meraih Juara 1 dalam EcoGreen Hackathon 2024 yang diselenggarakan oleh Erasmus+. Lomba ini berlangsung pada 4-6 Desember 2024 di Universitas Atma Jaya (UAJ) Jakarta dan diikuti oleh 60 peserta dari berbagai perguruan tinggi dalam konsorsium tersebut, termasuk Hasselt University (Belgia) dan Wageningen University and Research (Belanda).
Prestasi ini ia raih setelah berhasil memberikan solusi berkelanjutan bagi UMKM Fabrics Lab, yang bergerak di industri fashion. Alissa dan timnya mengusulkan sistem daur ulang kain bekas menjadi benang baru yang dapat digunakan kembali dalam produksi tekstil. Ide ini tidak hanya mengurangi limbah fashion, tetapi juga meningkatkan nilai jual produk yang dihasilkan.
“Saya sangat tertarik dengan isu lingkungan, terutama terkait mikroplastik dalam industri tekstil. Dengan solusi ini, kami berharap Fabrics Lab bisa menerapkan konsep ekonomi sirkular yang lebih berkelanjutan,” terang Alumnus Kolese Loyola tersebut.
EcoGreen Hackathon sendiri merupakan ajang yang mengombinasikan kompetisi dan workshop terkait ekonomi sirkular. Peserta yang merupakan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi dibagi menjadi 10 kelompok dan diminta menggagas solusi inovatif bagi UMKM.
Perjalanan Menuju Kompetisi
Awalnya, Alissa mengetahui program ini dari dosennya. Ia pun mendaftar hanya sehari sebelum penutupan, dengan harapan bisa lolos ke kompetisi yang sebelumnya diadakan di Belgia.
Saat itu, total ada 5 mahasiswa yang ikut berpartisipasi, 2 di antaranya berasal dari FTP, 2 lainnya dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), dan 1 dari Program Magister Lingkungan dan Perkotaan (PMLP).
Namun, hanya 1 mahasiswa dari tiap fakultas yang terpilih untuk mewakili SCU di Belgia. Beberapa minggu setelahnya, Alissa dihubungi kembali untuk mengikuti kompetisi lanjutan di Jakarta, dan akhirnya ia terpilih mewakili FTP SCU.
Meski antusias, Alissa mengaku menghadapi tantangan besar selama kompetisi. “Saya tidak sempat melakukan persiapan dan belum terlalu familiar dengan istilah-istilah ekonomi sirkular. Sementara itu, anggota kelompok saya sudah cukup berpengalaman, sehingga saya harus belajar cepat untuk mengejar ketertinggalan,” ungkapnya.
Walau begitu, ia mendapatkan dukungan penuh dari para dosen. Mereka membantu dalam persiapan dan akomodasi selama kegiatan berlangsung.
Prestasi ini pun menjadi pengalaman pertama bagi Alissa mengikuti kompetisi internasional di bawah naungan konsorsium universitas luar negeri. “Saya sangat bersyukur atas kesempatan dan kepercayaan yang diberikan untuk mewakili FTP dan SCU. Semoga di masa depan saya bisa terus berkontribusi dalam bidang keberlanjutan,” tutup Alissa. (Humas SCU/Evan)
