Vaksinasi bagi ibu hamil di Indonesia telah melalui sejumlah tahapan yang begitu ketat. Setelah lolos uji tersebut, akhirnya disimpulkan vaksinasi bagi ibu hamil aman. Hal itu disampaikan Dekan Fakultas Kedokteran Unika Soegijapranata, dr Indra Adi Susianto MSi Med SpOG saat Ngobrol Virtual bertajuk yang diselenggarakan Suara Merdeka.
“Sudah diteliti, baik jenis pfizer, sinovac, moderna maupun lainnya. Komplikasi yang paling tinggi hanya rasa nyeri di lokasi suntikan tersebut,” kata Indra, kemarin.
Selain Indra Adi Susianto, acara bertajuk “Vaksinasi untuk Anak dan Ibu Hamil” itu juga menghadirkan sejumlah narasumber lain, seperti Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, dr Yulianto Prabowo MKes; Psikolog Undip, Dr Hastaning Sakti MKes; dan Sekjen Pengurus Pusat POGI, Prof Dr dr Budi Wiweko SpOG(K) MPH.
Indra melanjutkan, vaksinasi bagi ibu hamil tidak menyebabkan apa pun bagi jabang bayi. Bahkan hanya satu persen yang menyebabkan keguguran dari total penelitian di WHO. Disebutkan, sebuah penelitian yang dilakukan pada Februari 2021 menyatakan hanya satu persen yang menyebabkan kematian, sehingga pemerintah baru mengeluarkan rekomendasi vaksinasi bagi ibu hamil. Menurutnya, pemerintah bukan terlambat, melainkan memang membutuhkan landasan alias tidak asal-asalan. Sebagai seorang dokter, pihaknya harus mampu memberikan penjelasan bahwa vaksin yang disuntikkan sudah melalui fase percobaan, fase satu, dua, tiga yang diberikan kepada manusia.
“Bahkan sebelumnya di sana sudah melalui fase hewan, jadi tidak langsung disuntikkan ke manusia,” terangnya.
Ia menambahkan, ada fase ketiga di Indonesia yang dicoba, termasuk para dokter dan tenaga kesehatan ternyata tidak apa-apa. Di BPOM Amerika Serikat, penelitian uji coba sudah dilakukan sejak Februari 2021. Sementara di Indonesia baru Agustus 2021 sesuai dengan edaran Kemenkes bahwa ibu hamil wajib divaksin.
“Padahal dari Februari 2021 sampai Agustus 2021 waktunya cukup lama, karena untuk memastikan aman,” terangnya. Ia melanjutkan, sebelumnya ada data dari Persatuan Setrigikunilogis yang dilakukan mulai April 2020 sampai April 2021 bahwa terdapat 35 ribu ibu hamil yang positif Covid-19. Dan 35 ribu ibu hamil yang positif Covid-19 tersebut, 24 ribu bayi yang dilahirkan positif Covid-19. Semula, pemerintah memprioritaskan vaksinasi bagi dokter, nakes, TNI-Polri. Saat itu, ibu hamil belum ada rekomendasi untuk mendapatkan vaksinasi. Kemudian pemerintah kalau ibu hamil di rumah saja, saat periksa bisa melalui telemedicin, tapi kenyataannya terkena Covid-19.