TRIBUNJATENG .COM, SEMARANG – Matius Inda Tatontos menjadi salah satu mahasiswa Teknologi Pangan Unika Soegijapranata yang beruntung berhasil melakukan penelitian sekaligus magang di Taiwan. Di sana dia meneliti tentang kadar protein dalam biji bunga Teratai selama dua bulan.
"Kenapa sampai ke Taiwan, di sana biji bunga Teratai sudah dikonsumsi lebih reguler dibanding di Indonesia. Di sana dijadikan campuran tepung roti, dijadikan sup, hingga menjadi bahan obat-obatan," jelas Inda kepada Tribun Jateng, Jumat (7/4/2015).
Alumni SMA Kolese Loyola, Semarang itu kemudian melakukan penelitian di Fu Jen Catholic University dari tanggal 12 Januari hingga 12 Maret 2015 lalu. Kini hasil penelitiannya akan diujikan di hadapan dosen penguji di Unika Soegijapranata.
"Setiap hari Senin hingga Jumat saya selalu ke laboratorium di sana, mulai pukul 10.00 hingga pukul 17.00," paparnya. Fokusnya adalah untuk mengoptimalisasi kandungan protein dari biji bunga teratai.
Menurutnya saat ini di Indonesia konsumsi biji bunga teratai masih minim. Meski sebenarnya bahan bakunya mudah di pasar-pasar tradisional, namun Inda memastikan penduduk Indonesia lebih memilih sumber protein nabati lainnya.
"Selain kaya akan protein, kandungan dalam biji bunga Teratai juga ternyata mampu mengobati demam dan menjadi obat tidur untuk penderita insomnia," paparnya.
Di Indonesia sendiri biji bunga Teratai juga sempat diolah menjadi sup, hanya saja penikmatnya tidak begitu banyak. Ia menjelaskan dalam adonan kue keranjang juga menggunakan biji bunga tersebut.
"Dari penelitian ini kami ingin mengajak masyarakat Indonesia menjadikan biji bunga Teratai menjadi alternatif sumber protein nabati selain yang sudah sering dikonsumsi," pungkasnya. (*)
Laporan Reporter Tribun Jateng, Rival Almanaf
Sumber : jateng.tribunnews.com