Diretasnya akun YouTube Ganjar Pranowo yang telah memiliki sekitar 1,26 juta pengikut menuai tanggapan dari salah satu pakar Sistem Informasi (SI) Kota Semarang, Prof. Dr. Ridwan Sanjaya, MS. IEC. Ridwan menyatakan pentingnya mengaktifkan verifikasi 2 langkah untuk menambah keamanan akun media sosial, guna mengantisipasi peretasan.
Menurut Ridwan, setiap media sosial sudah memiliki keamanan yang berlapis, sehingga kembali pada setiap orang untuk mau mengaktifkan keaman yang berlapis. Bila orang mengaktifkan keamanan tersebut, akan mendapatkan pemberitahuan bilang ada orang tak dikenal yang ingin mencoba masuk ke akun media sosial.
“Jadi beberapa akun media sosial itu sudah melengkapi keamanan akun sampai dengan 2 langkah. Jadi bukan hanya pasword biasa tetapi juga dikoneksikan ke perangkat keras yang digunakan oleh penggunanya. Dengan begitu, (ketika) ada usaha untuk masuk, itu ada notif yang masuk ke dalam HP dan kita bisa mencegah. Kita bisa menjawab tidak, ternyata bukan kita yang masuk,” kata Prof. Ridwan Sanjaya kepada Liputan6 melalui sambungan telepon, Rabu (27/4/2022).
Anggota Dewan Penasihat Asosiasi Perguruan Tinggi Informatika dan Ilmu Komputer (APTIKOM) Jawa Tengah itu juga menyampaikan pentingnya mengaitkan akun media sosial ke dalam email lain, ataupun dengan nomor aktif yang sedang digunakan. Hal itu juga bisa mengantisipasi akun tidak mudah diretas ataupun diambil alih oleh orang lain.
“Nah makanya penting sekali menghubungkan akun sosial media dengan akun email yang kita miliki, (karena) kadang nomornya sudah hangus. Itu jadi ketika ada notifikasi kita tidak tahu,” jelasnya.
Khawatir Peretas Mengambil Data
Anggota Dewan Pertimbangan Pembangunan Kota Semarang itu menyampaikan pesan tersebut bukan tanpa sebab. Mengingat, sebelumnya akun Ganjar Pranowo sempat diretas oleh seseorang tak dikenal, akan tetapi saat ini sudah kembali kepada Gubernur Jawa Tengah tersebut.
Ridwan menjelasakan, peretasan biasanya terjadi karena pemilik tidak memberikan keamanan yang cukup ketat sehingga bisa dengan mudah diambil oleh seseorang yang tidak dikenal.
“Karena ada kemungkinan security atau keamanan dari email yang terkait itu kurang kuat, ada kemungkinan jadi semisal verifikasi atau keamanan dua langkahnya tidak diaktifkan. Sekarang ini kan itu disarankan, jadi bukannya hanya sekadar pasword saja tetapi juga ada keamanan yang terhubung dengan perangkat, semisal perangkat HP ataupun komunikasi dengan email yang terhubung dengan HP atau melalui pesan singkat seperti itu,” ucapnya pria kelahiran Demak tersebut.
Sehingga bila sudah diretas, mantan rektor Unika Soegijapranata itu pun menjelasakan, biasanya akun YouTube itu tersambung oleh beberapa akun media sosial ataupun dengan email. Kendati demikian, dia sempat mencemaskan bahwa seseorang yang meretas akun tersebut bisa mengambil data-data yang disimpan untuk disalahgunakan.
“Jadi akun YouTube biasanya terkoneksi dengan akun email, jadi akun email bisa Gmail atau bisa saja akun email yang terkoneksi dengan Google. Nah kalau itu berhasil diakses oleh orang atau diretas, maka bisa masuk dalam layanan yang lain. Nah layanan yang lain itu banyak, ada Google Drive, ada Google Doc, termasuk YouTube,” jelasnya.
# https://jateng.liputan6.com/read/4950257/akun-youtube-ganjar-diretas-ahli-sistem-informasi-semarang-pentingnya-aktifkan-verifikasi-2-langkah