Perkembangan pembangunan terminal baru Bandara Internasional Ahmad Yani, yang ditargetkan selesai pada 2018 mendatang, kini mulai memasuki tahap sosialisasi analisis mengenai dampak lingkungan untuk lalu lintas (Amdal Lalin), kepada masyarakat terdampak, di Hotel New Puri Garden, Rabu (25/10) pagi.
Project Manager Proyek Pengembangan Bandara AYani Angkasa Pura I (AP I), Toni Alam mengatakan sosialisasi ini dilakukan setelah pihaknya mendapatkan rekomendasi dari Direktoral Jenderal Perhubungan Darat, mengenai studi Amdal Lalin, yang sudah dilakukan konsultan dari PT Karsa Harya Mulya. Selain masyarakat yang terimbas, juga datang perwakilan dari kepolisian, TNI, hingga sekolah di kawasan tersebut.
”Setelah melakukan sosialsasi yang berisi hasil studi Amdal Lalin yang sudah dilakukan konsultan yang kami tunjuk, nantinya rekomendasi ini akan ditindaklanjuti ke unit terkait. Seperti ke Pemprov Jawa Tengah dan Pemkot Kota Semarang untuk mendukung pengoperasian terminal baru pada tahun depan,” kata Toni usai acara.
Dikatakan proyek bandara ini termasuk dalam proyek strategis nasional dan diharapkan akhir 2018 selesai pengerjaannya. Sementara itu juga ditargetkan pada Maret 2018 sudah bisa dilakukan pengoperasian terminal baru tersebut.
Perubahan
Sementara itu, Tenaga Ahli PT Karsa Harya Mulya Djoko Setijowarno, menambahkan pada tahun pertama pengoperasian terminal baru, tidak akan banyak perubahan arus lalu lintas di Jalan Madukoro. Tetapi fasilitas terminal baru akan lebih baik dibanding terminal lama yang saat ini ada di kawasan Kalibanteng. ”Gerbang bandara baru nantinya akan ada empat gate untuk kendaraan roda empat dan satu gate untuk sepeda motor. Di dalamnya nanti akan seperti di terminal satu Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta yakni akan ada drop zone angkutan umum yang dekat dengan terminal. Drop zone ini akan digunakan BRTTrans Semarang, bus pemandu moda, dan taksi argometer dan online yang resmi. Untik kendaraan pribadi ajang disiapkan lajur di seberangnya. Selain itu juga disediakan jalur tamu VIP,” papar Djoko Terminal baru ini, juga akan mendukung kampanye masyarakat, untuk menggunakan transporasi umum.
Djoko memaparkan, BRTyang berasal dari bandara, akan ada trayek khusus melewati 32 hotel di Kota Semarang. ”Adanya koridor khusus BRT bandara ini, diharapkan makin banyak orang yang menggunakan bus ini untuk ke bandara atau dari bandara. Ke depan kami juga rancang studi jangka panjang terkait jaringan kereta dan jaringan tol. Kami ingin akses ke bandara tidak boleh terganggu,” lanjut pria yang juga dosen di Unika Soegijapranata Semarang ini.
Pembangunan Flyover
Dalam studi Amdal Lalin yang disosialisasikan, juga dibahas beberapa persimpangan di kawasan rumah makan Tanjung Laut, Kampung Laut, dan PRPP. Akses jalan sudah dialihkan dari wewenang Pemerintah Kota ke Pemerintah Pusat. ”Konflik persimpangan jalan di PRPP dan sekitarnya kini sudah selesai. Di tahun ketiga nanti, akan dibangun flyover yang menghubungkan jalan sebelum PRPP hingga jembatan yang ada di ujung Jalan Madukoro,” kata Djoko.
Dijelaskan mengenai flyover ini, sudah dilakukan feasibility study (fs) oleh Direktorat Jenderal Bina Marga. ”Tahun depan dilanjutkan DED (Detail Engineering Design) dan tahun berikutnya akan dilaksanakan pengerjaan flyover ini. Proyek pembangunan tersebut ditargetkan selesai dalam waktu satu tahun,” jelas Djoko.
(►http://www.suaramerdeka.com, e-paper.suaramerdeka hal. 17, hal. 20)