Tingginya antusiasme warga untuk divaksin membuat Pemerintah Kota Semarang, Jawa Tengah, menambah sentra vaksinasi dengan menggandeng sejumlah perguruan tinggi. Kampus-kampus dijadikan sentra vaksinasi sehingga warga yang hendak divaksin tidak terkonsentrasi di beberapa titik sehingga berpotensi menimbulkan kerumunan.
Salah satu perguruan tinggi yang dijadikan sentra vaksinasi ialah Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. Unika Soegijapranata mulai melayani vaksin sejak Senin (28/6/2021), dan memprioritaskan keluarga sivitas akademika serta warga sejumlah kecamatan di sekitar kampus. Untuk selanjutnya, direncanakan juga untuk mahasiswa dan alumni dengan KTP luar Semarang.
Rektor Unika Soegijapranata Ridwan Sanjaya, saat dihubungi di Semarang, Selasa (29/6/2021) mengatakan, awalnya Dinas Kesehatan Kota Semarang menyediakan kuota 300 vaksin per hari. ”Namun, dengan lancarnya pelaksanaan kemarin, hari ini kuota ditambah menjadi 500 vaksin. Ke depan akan dilihat lagi. Yang jelas, ini akan berlangsung sebulan,” katanya.
Ridwan menuturkan, pendaftaran vaksinasi hanya dilakukan secara daring. Setelah mendapat jadwal lewat kiriman pesan Whatsapp, peserta dapat langsung mendatangi kampus Unika Soegijapranatan untuk kemudian mendapat vaksin. Ia memastikan, hanya warga yang telah dikirim kiriman pesan Whatsapp yang diperkenankan masuk sehingga kerumunan orang bisa dihindari.
Menurut dia, penyediaan sentra vaksinasi di Unika Soegijapranata sebagai upaya mendukung percepatan vaksinasi pemerintah. ”Berdasarkan diskusi dengan tim Satgas Covid-19 Unika dengan Fakultas Kedokteran serta berbagai hal yang disampaikan oleh Bapak Wali Kota Semarang, kami siap,” ujar Ridwan.
Keterlibatan Unika Soegijapranata dalam vaksinasi juga menjadi bagian dari pengabdian masyarakat menjelang perayaan Dies Natalis Ke-39 universitas itu. Sejumlah panitia Dies Natalis juga dilibatkan dalam penyelenggaran vaksinasi.
Adapun pendaftaran vaksinasi, yang diperuntukkan bagi usia 18 tahun ke atas dan ber-KTP Kota Semarang, dapat dilakukan melalui situs victori.semarangkota.go.id. Setelah itu, pendaftar dapat memilih lokasi vaksinasi, termasuk di Unika Soegijapranata dan Udinus. Nantinya, pendaftar akan menerima kiriman Whatsapp yang berisi jadwal vaksin.
Dengan dibukanya sentra vaksinasi di Unika Soegijapranata dan Udinus, kini bertambah tempat vaksinasi di Kota Semarang. Sebelumnya, Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo dan Kelenteng Sam Poo Kong juga menjadi sentra vaksinasi. Begitu pula Gedung Grhadika Bhakti Praja, kompleks kantor Gubernur Jateng.
Antisipasi kerumunan
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menuturkan, percepatan vaksinasi dan kedisiplinan dalam protokol kesehatan menjadi dua cara dalam menekan penularan Covid-19. Dengan semakin banyak sentra vaksinasi diharapkan akses lebih mudah bagi masyarakat serta menghindari kerumunan para pendaftar vaksin.
”Jangan sampai kesannya mau sehat dengan vaksin, tetapi malah kruntelan (berkumpul) lalu malah ketularan. Itu yang kami antisipasi sehingga membuat banyak sentra vaksin. Target nasional, kan, 1 juta vaksin per hari, sedangkan di Kota Semarang, dengan 47 puskesmas, 20 rumah sakit, dan lainnya, ditargetkan sehari 5.000 vaksin,” kata Hendrar.
Sebelumnya, tingginya antusiasme warga Kota Semarang sempat membuat sejumlah sentra vaksin dipenuhi para pendaftar sehingga terjadi desak-desakan dan kerumunan. Hal itu, antara lain, di Grhadika Bhakti Praja, Hotel UTC Semarang, dan GOR Jatidiri Semarang. Namun, situasi dapat dikendalikan petugas sehingga kerumunan dapat diatasi.
Menurut data pada Siagacorona.semarangkota.go.id, Selasa (29/6/2021) pukul 17.15, terdapat 54.047 kasus positif kumulatif di kota tersebut dengan rincian 2.119 orang dirawat/isolasi mandiri (kasus aktif), 47.960 orang sembuh, dan 3.968 orang meninggal. Dari 2.119 kasus aktif, 1.520 orang merupakan warga Semarang, sedangkan 599 orang warga luar kota.
Kepala Dinas Kesehatan Jateng Yulianto Prabowo mengatakan, hingga Senin (28/6/2021) vaksinasi tahap II di Jateng untuk 5,5 juta sasaran dengan prioritas pelayan publik dan warga lansia sudah mencapai sekitar 56 persen. Kemajuan vaksinasi di kota-kota, seperti Semarang dan Surakarta, relatif tinggi, sedangkan yang di daerah lain perlu terus digenjot.