Laboratorium lantai 8 gedung Henricus Constance Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Selasa (7/5/2019) mendadak ramai dipenuhi puluhan anak SMA.
Para siswa SMA se Jawa Tengah ini, duduk di depan komputer yang telah di sediakan, tampak tenang mengerjakan soal yang ada di layar monitor.
Soal yang disediakan, berjumlah 50 nomor tentang logika matematika.
Suasana di laboratorium itu tenang, karena suara yang berisik akan memecah konsentrasi para peserta yang sedang mengerjakan.
Maka suasana sunyi terjadi di sepanjang penyelenggaraan kompetisi logika matematika tingkat SMA se Jawa Tengah, yang digelar Unika Soegijapranata.
Untuk mengerjakan 50 nomor ini para peserta diberi waktu 45 menit pengerjaan.
Tidak semua soal dikerjakan, karena soal yang dijawab dengan kurang tepat akan mengurangi poin peserta.
Pikatan Arya Bramajati, dan Delfia Nur Anrianti merupakan peserta kompetisi tersebut.
Mereka tergabung di satu tim, dari SMA Semesta Semarang.
Arya, mengaku timnya hanya menyelesaikan 35 nomor soal dari seluruh soal yang ada.
Dari 35 nomor soal itu, 32 jawaban di antaranya benar terjawab.
"Kami tak tergesa-gesa.
Setelah mendapatkan jawaban, kami periksa lagi soalnya," ungkapnya.
Menurutnya, timnya lebih ingin menjawab secara efisien daripada mengerjakan secara cepat.
"Harus teliti.
Terlebih kalau sudah menjawab soal dan klik soal selanjutnya, sudah tak bisa kembali ke soal tadi," ujar dia.
Maka, efisiensi betul-betul diaplikasikan oleh tim tersebut.
Oleh karena itu, tim dari SMA Semesta Semarang itu mendapatkan juara 1 kompetisi logika matematika.
"Kami bangga dan bersyukur," ujar dia.
Marlon Leong, koordinator kompetisi logika matematika Unika Soegijapranata menuturkan, lomba tersebut setiap tahun digelar.
Sasarannya, para siswa SMA se Jateng agar semakin memahami logika matematika.
"Logika matematika tak jauh dari logika masyarakat dalam memecahkan permasalahan sehari-hari.
Logika secara umum dan dasar," paparnya.
Peserta babak final kompetisi ini adalah 13 tim dan 33 individu dari SMA se Jateng.
Sebelumnya, babak penyisihan dilakukan tanggal 1-28 April 2019.
"Di babak penyisihan ada 300 tim dan individu yang ikut.
Penyisihan dilakukan menggunakan aplikasi android," urai Leong.
Menurut dia, penjurian tak terbatas dari jumlah jawaban benar, tetapi juga kecepatan dalam menjawab.
Tapi di kompetisi ini, tak disarankan untuk menjawab semua soal yang diberikan.
"Penekanannya adalah menjawab soal yang benar-benar kamu yakin jawabannya itu. Kalau ragu, tinggalkan," paparnya.