Festival Guru Transformatif yang diselenggarakan Unika Soegijapranata Semarang masuk pada tahap akhir. Pada tahap akhir itu, terpilih 12 nama guru yang keluar sebagai pemenang setelah dilakukan penilaian di Ruang Theater Gedung Thomas Aquinas Lt 3, kampus Unika soegijapranata Semarang, Jumat (20/5/2022) malam.
Ketua Panitia Festival Guru Transformatif, Bonifacio Bayu Senasaputro mengatakan festival ini sudah digelar sejak November 2021. Selama proses seleksi itu, pihaknya langsung melakukan penilaian terhadap karya peserta.
“Ada 187 karya guru guru transformatif. Dari 187 itu, kemudian mengerucut jadi 24 Nominator,” kata Bayu, kepada awak media, Jumat (20/5) malam.
Dari 24 nominator ini, lanjutnya,dihasilkan dari pelaksanaan penjurian dilapangan dengan melibatkan sekitar 24 juara. Kemudian, 24 juri dibagi menjadi empat kategori yakni SLB, SD, SMP dan SMA/K.
“Dari proses penjurian di kategori masing-masing didapatkan 12 juara. Kita sudah dapatkan verifikasi terkait bagaimana 12 guru ini mengajar di kelasnya,” ungkapnya.
Dari proses seleksi itu, dengan verifikasi yang ketat dan panjang diharapkan agar mendapatkan guru yangbenar-benar transformatif untuk menunjang terbentuknya generasi muda yang berkualitas.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Dewan Juri, Stefanus Kartono menjelaskan kata Transformatif digunakan ini bertujuan agar guru dapat memberikan perubahan, baik bagi siswa, sekolah dan masyarakat umum.
“Untuk perubahan itu, harus dimulai dari diri sendiri. Disini kita mencari sosok guru transformatif yang utuh,” tegasnya.
Kartono mengungkapkan dari festival ini diikuti banyak peserta dari berbagai daerah.
“Mereka berasal dari berbagai daerah seperti Tegal, Slawi, Semarang, Kendal, banyumas, Banjarnegara, Yogyakarta, Wonogiri, Surakarta, Karanganyar,” ungkapnya.
Sementara itu, Rektor Unika Soegijapranata Semarang, Ferdinandus Hindiarto menegaskan bahwa generasi muda yang berkualitas ditentukan dari pendidikan yang ada. Dalam hal ini, guru merupakan sosok yang penting dalam pembentukan karakter generasi muda.
“Dengan adanya Festival Guru Transformatif ini kita berharap para guru tak hanya kreatif tapi juga mampu mengubah segalanya,” ungkapnya.
Pihaknya menyebut pendidikan dapat dilakukan teori ABG yakni Akademik, Bussines dan Goverment. Dan langkah Unika menggelar Festival ini juga dalam rangka menyempurnakan teori tersebut.
“Kalau tiga tiganya bersinergi, maka hasilnya akan baik dan bagus,” katanya.
Lebih lanjut Ferdidand mengungkapkan Festival Guru Transformatif ini akan diselenggarakan setiap dua tahun sekali sebagai bentuk apresiasi kepada para guru.
“Para pemenang ini mendapat hadiah uang tunai. Selain itu mereka mendapat hadiah menempuh studi S2 di Unika secara gratis hingga lulus,” ungkapnya.
Berikut daftar para pemenang Festival Guru Transformatif Unika Soegijapranata dari berbagai kategori:
Tingkat SLB : Juara 1 Dewi Nugraheni, Juara 2 Retno Wijiastuti, dan Juara 3 Aris Wibowo
Tingkat SD : Juara 1 Tuti Susanti, Juara 2 Yuan Fajar Prasiswayani, Juara 3 Ratnawati Tri Utami
Tingkat SMP : Juara 1 Bunyamin, Juara 2 Julianita Trinawati, Juara 3 Qurrota A’yun
Tingkat SMA : Juara 1 Waluyo, Juara 2 Thomas Dannar Sulistyo, Juara 3 M. Rifky Abu Zamroh
#https://rri.co.id/semarang/pendidikan/seputar-kampus/1462551/babak-akhir-festival-guru-transformatif-unika-ini-para-juaranya