Ada ramai-ramai tak biasa di gedung Albertus, kompleks Unika Soegijapranata, Semarang, Kamis (23/5/2019) siang. Sebanyak 8 mahasiswa dari berbagai fakultas satu persatu maju ke depan panggung.
Mereka, lalu memaparkan inovasi mereka terkait perkembangan kampus Unika saat ini. Yang menarik, paparan mereka tidak menggunakan bahasa Indonesia, tetapi menggunakan bahasa Inggris.
Para mahasiswa ini diberi kesempatan 15 menit untuk memaparkan inovasi mereka untuk kemajuan kampus Unika Soegijapranata.
Tim juri yang berada di depan sesekali menimpali dengan pertanyaan, sehingga arah paparan menjadi lebih jelas.
Begitu sekelumit suasana Student of the Year (SOTY) Unika Soegijapranata tahun 2019.
8 mahasiswa terpilih dari 8 fakultas yang ada, diberi kesempatan memaparkan inovasi yang mereka rancang.
Satu di antaranya Nicholas David, mahasiswa fakultas Hukum dan Komunikasi Unika. Inovasinya bernama Ruang Sinergis. Ruang Sinergis adalah ruang di mana mahasiswa bisa menggunakannya selagi jeda kelas, untuk mengerjakan tugas atau berdialog dengan teman-teman.
"Itu berasal dari keresahanku kenapa fakultas sebagai tempat paling banyak kita menghabiskan waktu, tak memberi ruang cukup untuk mengerjakan tugas," paparnya.
"Sehingga kami harus ke kafe atau tempat lain yang membutuhkan biaya mahal."
Dalam pemaparannya, Ruang Sinergis kreasi Nicholas David adalah ruang dengan beberapa kursi, meja, colokan dan juga akses wifi.
"Setiap fakultas minimal ada 1 ruang seperti ini," urai dia.
Salah satu juri, Prof. Budi Widianarko mengaku kagum dengan mahasiswa peserta SOTY. Mereka disebut Budi memiliki inovasi besar yang beberapa di antaranya mendukung kemajuan universitas itu sendiri.
"Kami yang sudah kerja lama di sini, belum tentu punya pikiran itu. Jadi mahasiswa idenya perlu ditampung dan direalisasikan," papar mantan Rektor Unika Soegijapranata itu.
Kristina Ananingsih, Wakil Rektor 3 Unika Soegijapranata memaparkan, SOTY 2019 merupakan ajang yang digelar Unika Soegijapranata setahun sekali.
Tujuannya agar para mahasiswa Unika dapat mengembangkan dirinya.
"Selain mereka mempunyai kemampuan akademis, mereka juga memiliki kemampuan non akademis," ungkapnya.
8 peserta, merupakan mahasiswa yang terpilih mewakili tiap fakultas. Sebelumnya dalam seleksi, diperoleh 16 mahasiswa dari 8 fakultas. Ke-16 peserta kemudian dikarantina di kampus selama dua hari.
"Kami di situ memberi materi tentang wawasan kebangsaan, semangat persatuan, bagaimana public speaking dan lain-lain," ujar dia.
Setelah karantina, dari 16 dipilih 8 besar maju ke babak pemaparan.
Adapun setelah pemaparan ini, tim juri akan menilai dan menetapkan 3 besar mahasiswa SOTY 2019.
Mereka bertiga ke depan akan menjadi wakil Unika Soegijapranata dalam pemilihan mahasiswa berprestasi LLDIKTI di tahun ini.
"Kami harap mereka terpacu menunjukkan talentanya. Dan kami dampingi mahasiswa dalam proses belajar mengajar dan pengembangan karakter," urai Kristina.