Fakultas Ilmu Komputer (FIKOM) Unika Soegijapranata melakukan inovasi pembelajaran daring yang saat ini gencar diselenggarakan oleh setiap kampus dalam rangka belajar dari rumah karena adanya pandemi virus corona.
Menurut Dekan FIKOM, Robertus Setiawan Aji Nugroho, fakultas yang dia pimpin secara alami memang berelasi dengan teknologi komputer.
"Di tengah adanya pandemi covid-19 ini, kita akan semakin menyadari bahwa kemajuan teknologi ternyata sangat dibutuhkan.
Bahkan, memang hampir tidak terprediksi sebelumnya jika wabah ini akan menjangkiti hampir seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia," ungkapnya kepada Tribun Jateng, Jumat (24/4/2020).
Menurutnya, hampir semua mata kuliah di FIKOM adalah praktikum atau menggunakan laboratorium.
Sebagian besar di antaranya dilakukan secara daring.
"Sehingga pemanfaatan platform e-learning seperti Cyber Learning Unika, bukan hal baru di fakultas kami," ucapnya.
Dia menuturkan, dalam pembelajaran daring dalam masa pandemi covid-19 ini, kapasitas untuk pembelajaran online ditingkatkan.
"Jadi yang tadinya kami optimalkan di komputer laboratorium, sekarang kami optimalkan di instalasi server.
Jadi mahasiswa diberikan akses ke server laboratorium, untuk kemudian bisa mengeksekusi berbagai aktivitas yang memang tidak terlayani di dalam platform e-learning," ucapnya.
Sehingga, menurutnya, tidak hanya mengusahakan dari sisi cyber learning, tetapi juga menyediakan virtual privat laboratorium dan sisi hardware.
"Jadi, pada prinsipnya fasilitas layanan aktivitas laboratorium harus tetap ada, meskipun diakses dari jarak jauh dan tetap harus dievaluasi dan dimonitor oleh dosen," ucapnya.
Sementara itu, Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Informatika, Rosita Herawati, menjelaskan semula di masa pandemi covid-19 menimbulkan kesulitan bagi mahasiswa, hal itu karena mereka tidak bisa praktik.
"Mereka butuh bahasa pemrograman yang berbeda-beda.
Para mahasiswa itu juga ada yang mengeluh tidak punya komputer atau laptop serta piranti lainnya," ungkapnya.
Dorongan itu yang membuatnya mencari cara bagaimana mahasiswa tetap bisa menjalani praktikum dari rumah.
"Awalnya kami coba menggunakan fasilitas CodeRunner yang sudah ada di cyber learning Unika.
Namun, penggunaan fasilitas ini sangat strict atau tegas.
Misal, adanya pengurangan nilai saat ada perbedaan spasi, sehingga banyak mahasiswa tidak suka menggunakan fasilitas ini," ungkapnya.
Menyikapi hal tersebut, kemudian dia mencoba searching dan menemukan Virtual Programming Laboratorium.
"Dari situ, saya minta supaya program ini dimasukkan dalam cyber learning Unika.
Dengan Virtual Programming Lab ini, ternyata sangat disukai oleh mahasiswa. Hal itu karena mereka tinggal upload dan mencoba di program tadi serta dirunning.
Jika error atau salah, bisa diperbaiki tanpa mengurangi nilai sebelum disubmit atau dikirim," ungkap Kaprodi yang akrab dipanggil Rosita itu.
Melalui Virtual Programming Lab ini, Rosita bisa memantau apa saja yang dikerjakan oleh setiap mahasiswa dan berapa lama mahasiswa mengerjakan.
"Di samping itu, saya juga berikan tutorial dan saya berikan assignment atau tugas tambahan, kemudian saya bahas dalam perkuliahan," ucapnya.
Menurutnya, melalui adanya teknologi yang semakin canggih ini mahasiswa tidak kekurangan kesempatan belajar.
"Seperti layaknya perkuliahan yang dilakukan secara tatap muka seperti biasanya, sebelum mewabahnya wabah virus corona," tandasnya.