Kado cukup istimewa di awal tahu bagi Unika Soegijapranata Semarang. PTS ini mendapat 27 penelitian yang lolos didanai oleh Kemenristek Dikti. Yang menggembirakan juga, dari 27 penelitian tersebut banyak keterlibatan atau bermunculan nama-nama peneliti muda Unika.
Rektor Unika Soegijapanata Semarang Prof Dr Y Budi Widianarko MSc kepada pers di kampus setempat Jumat (13/1) menyampaikan apresiasi dan rasa syukur karena Unika Soegijapranata masih berada di jajaran perguruan tinggi swasta di Indonesia yang menerima pendanaan penelitian dalam jumlah cukup besar sesuai dengan cluster penelitian Unika Soegijapranata sebagai cluster utama.
Juga salah satu media nasional menempatkan Unika sebagai perguruan tinggi swasta (PTS) terbaik no 2 tingkat Jawa Tengah. Kabar baik lainnya, diperkirakan kurang lebih 32% dari jumlah dosen di Unika Soegijapranata telah terlibat dalam penelitian yang didanai oleh Kemenristek Dikti. Saat ini dari 32% tersebut, diharapkan dapat mencapai persentase 50% dosen Unika yang terlibat dalam penelitian setidaknya dalam jangka 3 tahun ke depan.
“Kegembiraan tersendiri bagi Unika. Tidak hanya angka partisipasi saja yang ditingkatkan, bagi Unika jumlah output dalam mutu publikasi ilmiah yang dapat dimuat jurnal internasional lebih penting karena di dunia penelitian ke depan hal tersebut juga termasuk dalam indikator persaingan. Selain itu, mutu proyek penelitian diperlukan untuk menarik perhatian para donatur mancanegara untuk berpartisipasi dalam proyek penelitian. secara garis besar, universitas tidak hanya menghasilkan pengetahuan baru tapi juga menghasilkan karya teknologi yang mudah diaplikasikan sesuai kebutuhan masyarakat. Saat ini pun, kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemenristek Dikti bagi para peneliti di Indonesia terfokus pada banyaknya publikasi ilmiah dan paten yang dihasilkan” jelas Prof. Budi Widianarko.
Bagi Prof Budi, “sumur kreativitas” di kalangan para dosen saat ini terus berkembang. Harapannya apabila angka partisipasi peneliti dari Unika Soegijapranata dapat mencapai 50%, jumlah ini dianggap sebagai kondisi yang sangat ideal. Unika sendiri juga menyediakan dana penelitian yang banyak dialokasikan kepada para dosen pemula. Langkah ini dipahami sebagai langkah awal para peneliti pemula dari Unika Soegijapranata untuk melatih kemampuan dalam penelitian tingkat lanjut. Selain itu, peneliti senior dari Unika banyak mengajak para peneliti muda untuk berpartisipasi dalam proyek penelitian yang dibangun sehingga pada saatnya para peneliti muda juga akan mengajukan gagasan penelitiannya sendiri.
Lebih lanjut menurut Prof Budi Widianarko, dirinya sangat memahami kondisi para dosen dalam hal meningkatkan jumlah penelitian sembari mengajar bukanlah hal yang mudah. Sehingga, Unika saat ini memunculkan berbagai terobosan. Salah satunya yang tengah diuji coba di Fakultas Teknologi Pertanian Unika saat ini ialah dengan menggunakan pengajaran sistem blok. Pada sistem blok inilah, para dosen tidak harus mengajar 1 mata kuliah sepanjang semester, apabila dosen tersebut mengajar pada blok yang pertama, maka pada blok ke II dan ke III, dosen tersebut bisa melakukan riset.
“Dosen yang melakukan riset menurut saya juga akan menguntungkan mahasiswa, dimana mahasiswa juga butuh sentuhan data asli dari riset sebagai acuan. Sehingga, tidak hanya berdasar pada buku sebagai bahan pembelajaran” tegasnya.
Menurut Rektor Unika ini, dari jumlah 27 penelitian yang cukup banyak tersebut diharapkan dapat mengundang ketertarikan dari perguruan tinggi lainnya untuk dapat berpartisipasi sebagai reviewer.
“Mutu publikasi ilmiah juga diperlukan untuk meningkatkan H Index, dimana H Index adalah indikator pengukuran seorang peneliti berdasar jumlah orang yang telah mengutip hasil penelitian dari peneliti yang dimaksud. Misalnya saja, seorang peneliti memiliki H Index sejumlah 5 yang berarti peneliti tersebut telah menghasilkan 5 jurnal internasional yang telah dikutip sedikitnya oleh 5 orang pada masing-masing jurnalnya. Kemudian 5 orang yang telah mengutip juga mempublikasikan penelitiannya secara internasional” tutur Prof Budi Widianarko seraya menambahkan semasa memimpin Unika, dirinya berusaha untuk membangun brand Unika dengan berpegang teguh pada “Self-Fulfilling Provicy” yang berarti nubuat (ucapan/ ramalan) bisa terjadi karena pernah diucapkan. Baginya, membangun sebuah brand, juga perlu adanya partnership dengan luar negeri (http://www.kampussemarang.com).
Serah Terima Jabatan Senat Mahasiswa FAD SCU Periode 2023/2024
Senat Mahasiswa Fakultas Arsitektur dan Desain (SMF-AD) Soegijapranata Catholic University