“Banyaklah berbuat kebaikan karena kemudahan akan selalu datang” begitulah motto yang Bernardinus Harnadi selalu pegang selama menjalani pendidikan di perguruan tinggi (PT) Indonesia maupun di luar negeri. Dirinya selalu berbuat dan terus meng-explore ilmunya hingga benar-benat bermanfaat bagi sesama. Menurutnya, saat menjadi seorang mahasiswa, mahasiswa tidak boleh mudah menyerah pada pendidikan.
Berdi, begitu Bernardinus Harnadi PhD biasa dipanggil, merupakan dosen senior Progdi Sistem Informasi Unika Soegijapranata Semarang. Sejak 1994, selepas lulus S-1 Fakultas Teknik Elektro Universitas Diponegoro Semarang, ia langsung mengajar di Fakultas Teknik Elektro Unika Soegijapranata. Tahun 1996, keinginannya pun menguat untuk meneruskan pendidikan ke strata yang lebih tinggi yaitu pascasarjana (S-2). Ia memilih mendalami S-2 Teknik Elektro spesialisasi bidang komputasi di UGM Yogya.
Bidang komputasi yang menjadi spesialisasinya, hampir memiliki kesamaan dengan ilmu informatika saat ini misalnya mempelajari tentang pemograman komputer. Menurutnya, ilmu elektro yang terlalu luas dapat menjadi induk berbagai macam ilmu, salah satunya informatika.
“Dalam perkembangannya, ilmu elektro yang sangat erat sebagai ilmu engineering berinduk dari ilmu fisika dan matematika, mengalami spesialisasi. Saya menyebut ilmu elektro sebagai “hutan belantara” dikarenakan ilmu elektro terlalu luas. Bidang studi elektro terbagi menjadi 2 kelompok besar: arus kuat (mempelajari tentang tegangan tinggi) dan arus lemah. Dengan adanya komputer, ilmu elektro terbagi menjadi ilmu komputer. Jadi secara keseluruhan, penggolongan pengembangan ilmu elektro meliputi: arus kuat, arus lemah, elektronika, komputasi dan ilmu informatika, telekomunikasi. Maka pada awalnya, banyak perguruan tinggi yang baru membuka teknik informatika, rata-rata dosennya berasal dari lulusan teknik elektro dan lulusan matematika” jelas Berdi
Di Teknik Elektro UGM, ujar Berdi, ada 3 pengkhususan yaitu arus kuat, sistem elektronika, dan komputasi. Jadi sewaktu hampir selesai S-2 UGM dirinya diminta untuk konsentrasi pada satu bidang pengkhususan dan dipilihlah bidang komputasi yang banyak berkutat dengan software computer. Sewaktu periode 90-an, ilmu teknik informatika belum diajarkan di tingkat universitas. Seiring dengan perkembangan zaman, Berdi melihat perlunya pengembangan dan pemfokusan ilmu mengikuti perkembangan zaman sehingga dia memilih untuk lebih memperdalam bidang komputasi.
Berdi pun menyelesaikan pendidikan strata S-2 tahun 2000, setelah itu ia kembali mengajar sebagai dosen Teknik Elektro Unika Soegijapranata sampai 2011. Pada tahun 2011 beberapa dosen Teknik Elektro Unika termasuk Berdi bersama Dr Ridwan Sanjaya mendirikan progdi baru sistem informasi. Pada September 2014, Berdi memutuskan menempuh pendidikan doktor bidang Information Technology di Assumption University Thailand dan tepat 2 tahun kemudian (September, 2016), Pak Berdi berhasil menyelesaikan pendidikan di strata doktoral.
Awalnya, tidak terlintas dalam benak Pak Berdi untuk melanjutkan ke tingkat pendidikan doktoral). Kemudian datang tawaran dari Ridwan Sanjaya (Wakil Rektor I Unika saat itu) untuk melanjutkan sekolah di Assumption University Thailand. Tawaran akhirnya diterima karena memang Berdi tertarik dengan Thailand. Selama menempuh pendidikan di Negeri Gajah Putih, ia dibiayai oleh Beasiswa BPPLN (Beasiswa Pasca Sarjana Pendidikan Luar Negeri) DIKTI (Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi) atau yang sekarang bernama BUDI LN (Beasiswa Unggulan Dosen Indonesia Luar Negeri).
Dalam mengambil tugas akhir strata doktoral, Berdi mengambil judul “The Study of Behavioral Intention to Play Online Games In Indonesia UTAUT Model with Perceived Enjoyment and Flow”. Pada disertasinya, ia meneliti memprediksi kebiasaan para pemain game online (gamer) menurut beberapa penggolongan yaitu gender, usia, dan pengalaman bermain game online.
“Untuk penelitian yang saya lakukan, saya membangun model untuk meneliti perilaku para gamer dalam bermain game online atau perilaku para gamer dalam mengadopsi teknologi game online. Karena sebenarnya begitu mereka bermain, mereka sebenarnya sedang memainkan teknologi dan teknologi itulah yang menjadi bagian dari ilmu saya. Jadi kalau dalam ranah doktoral, pendidikan bersifat multidisiplin dan penelitian saya ini menyinggung tidak hanya ranah teknologi tapi juga dari sisi psikologi” tutur Berdi.
Berdi-pun menuturkan, penelitian yang dilakukan sangat bermanfaat bagi semua lapisan masyarakat terutama pada game developer, pemerintah, dan orang tua. Bagi game developer, penelitiannya dapat menjadi sumber informasi dalam perancangan sebuah game dengan mempertimbangkan 3 unsur yaitu gender, usia, pengalaman bermain game online). Bagi pemerintah, penelitian dapat memberikan informasi mengenai faktor yang dapat meningkatkan adopsi game technology yang membangkitkan peluang terciptanya ekonomi kreatif. Adapun bagi orangtua yang khawatir mengenai anaknya yang memiliki minat tinggi dalam bermain game, penelitian ini diharapkan dapat mengubah mindset para orangtua bahwa game tidak selamanya membawa efek negatif.
Hasil penelitian yang Berdi lakukan telah dimuat di jurnal internasional antara lain di IGI (Amerika Serikat) dan Konferensi IEEE (konsorsium untuk ilmu elektronika dan informatika) di Balikpapan. Selain itu, dalam mempublikasikan jurnal hasil penelitiannya, dirinya juga mengikuti “2016 2nd International Conference on Science in Information Technology (ICSITech)” di Balikpapan, Indonesia. (http://www.kampussemarang.com)
Serah Terima Jabatan Senat Mahasiswa FAD SCU Periode 2023/2024
Senat Mahasiswa Fakultas Arsitektur dan Desain (SMF-AD) Soegijapranata Catholic University