Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) menyiapkan tiga program terkait transportasi massal untuk mengurangi kemacetan di Jakarta. Saat ini rasio kendaraan pribadi dengan panjang jalan disebut sudah tidak ideal.
"Dengan jalan yang cuma segini, bagaimana agar bisa dimanfaatkan banyak orang. Caranya adalah memperbanyak transportasi publik dan mengurangi kendaraan pribadi," ujar Kepala BPTJ Elly Sinaga dalam diskusi bertemakan "Gambaran Transportasi Jabodetabek ke Depan dan Cara Mengelolanya" di kantor BPTJ, Jl. MT Haryono, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (22/7/2016).
Elly mengatakan, program pertama yang disiapkan adalah pencegahan (avoid) kepada orang untuk melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi.
"Kedua adalah shifting. BPTJ sedang mengupayakan angkutan kereta dengan angkutan jalan. Dalam waktu dekat kita akan buat TransJabodetabek Ekspres. Orang menggunakan angkutan umum yang cepat. Kita upayakan dengan jalan tol. Kita akan buat lajur khusus untuk angkutan bermuatan besar," kata Elly.
Program ketiga adalah membangun integrasi antar moda transportasi. Ia berharap, 5 tahun ke depan akan ada penggunaan angkutan umum sebanyak 60 persen dari total pergerakan orang.
Sementara itu pengamat transportasi Darmaningtyas berharap pada tahun 2021 nanti semua bus sudah menggunakan AC. Dia juga berharap setiap armada angkutan dibatasi masa operasinya maksimal 10 tahun.
Sedangkan Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Djoko Setijowarno dalam diskusi menegaskan perlunya integrasi transportasi di Jabodetabek.
"Yang harus dipikirkan, bagaimana orang masuk ke Jakarta, tapi dengan peta jaringan, dia bisa kemana-mana. Entah itu pakai KRL, TransJ hingga Bodetabek bisa lengkap," ujarnya.
"Kedua, kalau jaringan sudah bagus, ongkos masyarakat seharusnya bisa murah. Sebab total masyarakat kita menghabiskan penghasilannya sebesar 32 persen untuk transportasi. Kalau di Paris, pendapatan 1600 euro. Tapi 180 euro sebulan untuk transportasi. Kalau bisa ada yang penggunaan untuk harian, mingguan dan bulanan. Jadi bisa menekan ongkos pengeluaran," imbuhnya.
Tautan : http://cybernews.cbn.net.id