‘’Kami ingin ilmu psikologi yang sudah didapat tidak hanya untuk diri sendiri. Tetapi bisa dibagikan juga ke orang lain,’’ ujar Kinanti Widyaningsih.
Yap, anak-anak yang tergabung dalam Gema Belajar Mahasiswa Fakultas Psikologi Unika bergerak dalam bidang jurnalistik. Mereka rutin menulis untuk berbagi ilmu. Unit kegiatan mahasiswa yang sering diakronimkan sebagai Gembel ini tiap dua bulan sekali membuat majalah.
Nah, yang membedakan majalah bikinan mereka dengan majalah lainnya, adalah pengkaitan suatu masalah dengan ilmu psikologi yang mereka dapat di bangku kuliah. ‘’Seperti tema Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) yang kami buat beberapa bulan lalu. Artikelnya tak hanya membahas apa itu MEA, tetapi adapula pembahasan dari dosen Psikologi Unika mengenai hal itu,’’ujar Sony Ramadhan.
Gembel di Psikologi Unika dimulai sejak tahun 2006. Awalnya, senior Gembel, Tri Mey, saat itu memiliki pandangan tidak ada media penghubung antara Senat Psikologi Unika dan mahasiswa. ‘’Karena tidak ada media yang bisa menyalurkan aspirasi mahasiswa, jadi Mas Tri dan beberapa kawannya membentuk Gembel,’’cerita Kiki. ‘’Berbekal modal seadanya, mereka membuat majalah yang masih hitam putih.’’
Sejak 2011, Gembel tak hanya memproduksi majalah. Ada tiga produk buatan Gembel, yaitu majalah bulanan, najalah dinding, dan G-Channel. Ketiga divisi ini dikerjakan oleh 34 anggota. ‘’Ada sekitar 17 anak yang mengerjakan majalah,’’kata Nur Afitiandi Adiguna. Pembuatan majalah Gembel juga tak lepas dari hambatan. Hambatan tidak melulu dari internal, juga faktor eksternal.
‘’Proses mencetak majalah di percetakan kadang memakan waktu lama. Kadang juga ada kesalahan cetak.’’ Untuk mengantisipasi hal ini, bagian produksi mengambil kebijakan untuk mencetak satu terlebh dahulu. Tujuannya agar bisa dicek apakah ada kesalahan atau tidak. ‘’Memang memakan waktu, namun kami ingin majalah yang dibagikan ke mahasiswa minim kesalahan,’’kata Andi.
Siswa SMA
Majalah Gembel tak hanya dibagikan untuk mahasiswa, tapi juga dibagikan ke beberapa SMAyang menjalin kerjasama. Selain untuk sarana promosi Fakultas Psikologi Unika, melalui majalah mereka berbagi ilmu pada siswa-siswi SMA.
Ada pun informasi yang di tempel di Mading berbeda dengan yang ada di majalah. ‘’Kalau temanya bisa sama, namun isi beritanya biasanya berbeda,’’ ujar Kiki. Hanya saja, perhatian mahasiswa Psikologi Unika pada Mading Gembel masih kurang.
Namun, hal itu tak lantas menjadi alasan untuk tidak memproduksi artikel untuk Mading. Mereka tetap rutin menulis dengan satu tujuan, berbagi ilmu pada kawan mereka. Saat ini Gembel belum menjadi lembaga pers mahasiswa, karena mereka masih berdiri dibawah Senat. ‘’Kalau rencana untuk menjadi lembaga pers mahasiswa memang ada, namun masih banyak pertimbangan untuk menuju ke sana,’’cerita Kiki. (92)
sumber : berita.suaramerdeka.com
Masuk ke Televisi Kampus
Beberapa hambatan selama proses produksi tak lantas membuat anak-anak Gembel ciut. Salah satu cara yang mereka tempuh untuk mengatasi hambatan itu dengan memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan berita, terutama berita di majalah dinding.
‘’Karena posisi mading kurang strategis, kami membuat aplikasi di media sosial. Jadi, mahasiswa Psikologi Unika tidak harus berkunjung ke spot mading. Mereka bisa membaca berita dan artikel secara langsung melalui gawai,’’ cerita Sony. Selain memanfaatkan media sosial, Gembel juga memanfaatkan televisi kampus sebagai media belajar.
‘’Televisi di kampus jarang banget digunakan. Nah, kami berpikir kenapa nggak dimanfaatkan,’’ kata Kiki. Belajar memproduksi berita televisi merupakan hal baru bagi anak-anak Gembel. Sebelumnya mereka berkutat pada dunia tulis menulis.
‘’Kami sudah membagi anggota menjadi beberapa bagian. Jadi tidak ada jadwal yang bertabrakan antara produksi majalah, majalah dinding, dan produksi berita televisi.’’ Produksi berita televisi yang diberi nama GChannel lebih menyoroti kegiatan yang ada di Psikologi Unika. Berita ini ditayangkan dua hari dalam seminggu.
‘’Pergantian konten isi berita kami lakukan setiap dua minggu sekali. Jadi selama satu minggu kami memproduksi kemudian minggu berikutnya kami tayangkan,’’ cerita Kiki. Kiki merupakan salah satu anggota Gembel yang mengawali pembuatan berita televisi.
Baginya, menjadi reporter merupakan hal baru yang menantang. “Memang nggak mudah menjadi reporter, apalagi ini hal baru buatku. Tetapi kalau nggak dipaksa untuk mencoba ya aku nggak akan bisa,” ujarnya. Pertama kali produksi, anak-anak Gembel hanya memanfaatkan peralatan seadanya. ‘’Yang penting bagaimana kami bisa memanfaatkan peralatan dan sumber daya manusia yang ada semaksimal mungkin.
Percuma saja kalau perlatannya canggih tapi nggak bisa memanfaatkan.” Begitu berita televisi ini tayang di televisi kampus, Gembel mendapat tanggapan positif dari teman-teman mahasiswa dan dosen. Mereka menganggap inovasi yang dilakukan anak-anak Gembel bisa mendukung penyebaran informasi.
Diharapkan, melalui G-Channel, Gembel kedepannya sebisa mungkin ingin mengkaitkan setiap permasalahan dengan ilmu yang sudah kami dapat. ‘’Kami ingin menjadi media yang dekat dengan mahasiswa Fakultas Psikologi Unika,’’ pungkas Sony. (92)
sumber : berita.suaramerdeka.com