Anak muda perlu mencegah penyakit degeneratif seperti di antaranya jantung, diabetes, dan stroke. Caranya dengan mengatur pola hidup seimbang, berolahraga teratur atau mengonsumsi makanan sehat. Jika hal itu dilakukan secara berkesinambungan, maka seseorang akan memperoleh usia harapan hidup yang tinggi. Generasi muda dimungkinkan dapat hidup sampai usia 90 tahun, serta mati karena layu bukan penyakit.
Demikian diungkapkan Ketua Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT) Cabang Yogyakarta dr Sunarto MSc dalam seminar Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Angkatan 28, Magister Hukum dan Komunikasi, Fakultas Hukum dan Komunikasi (FHK) Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, Sabtu (15/6).
"Kami harap generasi muda bisa berumur panjang, usia harapan hidup bertambah. Di usia 90 tetap produktif, jangan sampai meninggal dengan membawa penyakit," tandasnya dalam seminar.
Di hadapan mahasiswa S2 Hukum dan Komunikasi sertai S1 Hukum, Unika, Sunarto mewanti-wanti supaya anak muda jangan sampai usia 50 kena serangan jatung, 40 tahun sudah terserang stroke, dan umur 55 tahun meninggal.
Adapun, penyakit degeneratif ini muncul karena gaya hidup. Seseorang melakukan pola hidup yang merugikan badannya sendiri, seperti kerap mengonsumsi makanan instan atau cepat saji, serta jarang berolahraga.
Dokter lulusan UGM Yogyakarta ini mengategorikan ada tiga cara pengobatan yang bisa dilakukan, yakni metode barat, timur, dan agama. Metode barat cenderung mengobati gejala, bukan akarnya. Misalnya, asam urat pengobatannya diberi obat asam urat, begitu juga kolesterol. Kendalanya, kalau tidak minum obat, akan bisa sakit lagi. Berbeda metode timur, yang mengobati dari akarnya. Senjata dokter bukan saja obat atau pisau, tapi juga nasihat.
"Katakanlah ada orang kolesterolnya tinggi, maka coba makanan berkolesterolnya ini diinput nol. Kolesterol dibakar dengan olahraga, coba praktikkan satu minggu, maka akan turun (kolesterolnya- )," tandasnya.
Berbekal pola hidup sehat, maka usia harapan hidup akan tinggi, seperti ibunya sendiri kini berusia 95 tahun. Di sisi lain, Dekan FHK Unika Soegijapranata Semarang Dr Marcella Elwina S SH mengatakan, seminar menghadirkan pakar kesehatan untuk memberikan masukan satu hal baru bagi mahasiswa.
Barangkali nantinya bisa dibuat rekomendasi untuk melakukan sesuatu bagi Indonesia. "Ini seminar Magister Hukum dan Komunikasi, mereka sebelumnya menjalani KKL untuk studi banding ke Yonsei University, KBRI di Korea Selatan," jelasnya.