Fakultas Kedokteran Universitas Katolik (FK Unika) Soegijapranata Kota Semarang rayakan hari jadi ketiga.
Dies Natalis tersebut dimaknai oleh Unika sebagai upaya untuk tetap fokus dan konsisten berkarya di daerah tertinggal, perbatasan, dan kepulauan.
“Indonesia sudah menerapkan Jaminan Kesehatan Nasional dengan peserta sekitar 220 juta, namun dalam pelaksanaannya di daerah-daerah plural atau terpencil terutama di Daerah Tertinggal, Perbatasan dan Kepulauan (DTPK) seperti Indonesia Timur masih banyak kekurangan tenaga Kesehatan,” ungkap narasumber webinar Dr dr Andreasta Meliala, DPH, MKes, MAS, Konsultan dan Pakar Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gajah Mada.
Unika menyelenggarakan Dies Natalis ke-3 Fakultas Kedokteran (FK) secar dalam jaringan (daring) dan luar jaringan (luring) di kampus Unika Soegijapranata, Bendan Dhuwur, Gajah Mungkur, Kota Semarang pada Sabtu (19/2/2022).
Lebih lanjut Dr. Andreasta menjelaskan mengenai kendala yang dihadapi dengan disparitas yang muncul dalam pemenuhan tenaga medis di daerah DTPK.
“Kendala yang muncul diantaranya adalah kendala infrastruktur di daerah yang masih kurang, persoalan keamanan daerah, insentif, dan psikografi dokternya yang kurang berani untuk ditempatkan di daerah DTPK,” ungkapnya.
Ia menambahkan karena itu pemerintah perlu mendorong supaya supply dokter di daerah DTPK bisa terpenuhi, karena masih ratusan puskesmas yang belum ada dokternya. Ironisnya kita saat ini telah memproduksi 12.000 dokter per tahun, ucap
Sementara Dekan Fakultas Kedokteran (FK) Unika Soegijapranata, dr Indra Adi Susianto MSi Med Sp OG menyatakan adanya disparitas atau kesenjangan tenaga dokter itu terjadi karena para lulusan dokter ini lebih banyak terkumpul di Jawa, hal ini menjadi keprihatinan tersendiri.
Sejak awal mahasiswa FK Unika sudah diberi bekal untuk bisa bekerja di daerah manapun di Indonesia.
Dan, ternyata tidak hanya masalah finansial, tetapi juga dibutuhkan panggilan dan kesiapan mental untuk bisa menjawab kebutuhan dokter di daerah DTPK, sambungnya.
Sementara itu, Asisten Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Perigrinus H Sebong, M.P.H., mengatakan program field lab atau kerja lapangan FK Unika adanya kurikulum khusus untuk membekali para mahasiswa FK Unika itu sudah diinisiasi sejak tahun 2019.
“Saat itu sudah banyak sekali masukan dan kita coba petakan bersama dengan beberapa pakar yang meneliti di bidang SDM Kesehatan secara nasional dan mengundang pakar Kesehatan level global,” tuturnya.
Perigrinus menambahkan, mahasiswa FK Unika memang tidak langsung diterjunkan ke masyarakat melainkan dilakukan secara bertahap mulai dari yang paling kecil yaitu keluarga, kemudian kita evaluasi jika sudah mampu lalu lanjut levelnya ke komunitas atau populasi, baru setelah itu pada tahun ketiga mereka belajar tentang fasilitas, manajemen, interprofesi, dan belajar juga semacam membuat inisiasi untuk intervensi.
dr. Fransisca Pramesshinta Hardimarta, M.Si.Med., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Profesi Dokter FK Unika menyampaikan, mahasiswa FK Unika di semester tujuh akan mengikuti kegiatan KKN sesuai dengan daerah DTPK yaitu yang pertama adalah di daerah Minahasa.
“Kami bekerja sama dengan Puskesmas yang ada di Minahasa agar mahasiswa FK Unika tidak hanya belajar bagaimana mengobati, karena sebagai dokter keluarga ada empat pilar yang harus diketahui yaitu promosi, preventif, kuratif dan rehabilitatif,” katanya.
Fransisca menambahkan, pihaknya berharap agar para lulusan tidak hanya bisa mengobati tetapi juga bisa mendorong masyarakat setempat bisa sadar kesehatan supaya status kesehatan masyarakatnya meningkat.
Selain membekali ilmu dan pengalaman, Unika juga bekerja sama dengan tujuh daerah DTPK agar dari masing-masing daerah tersebut bisa mengirimkan putra-putri terbaik mereka untuk mendapatkan pendidikan di FK Unika, selanjutnya setelah lulus akan kembali ke daerah masing-masing untuk mengabdi dan berkarya.
Ketua panitia Dies ke-3 FK Unika sekaligus Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, dr. Jonsinar Silalahi, M.Si.Med., Sp.B., Sp.BA., menegaskan bahwa FK Unika sejak awal konsisten dalam fokus pada DTPK bahkan yang pertama di Indonesia
“Maka selain menyiapkan para mahasiswa secara kompetensi, kami juga menyiapkan agar para lulusan FK Unika memiliki hati untuk melayani di daerah DTPK,” pungkasnya.