Kalangan perbankan harus membuat langkah strategis mengambil peran menggarap ceruk pasar potensial di daerah untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah (Jateng) sebesar tujuh persen.
Ekonom Unika Soegijapranata, Andreas Lako mengungkapkan, dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi itu tentunya menjadi berkah bagi perbankan.
Dari sisi permintaan, perlu ide inovatif untuk meningkatkan konsumsi masyarakat. Begitu pula dengan investasi yang masuk ke Jateng, porsi pembiayaan investasi ini menjadi hal yang bisa dioptimalkan bagi bank.
”Bagaimana perbankan khususnya Bank Jateng bisa merespons peningkatan konsumsi dan investasi ini, misalnya saja memberikan skema kredit untuk meningkatkan konsumsi masyarakat, juga kemudahan insentif misalnya bagi para investor yang masuk,” ujar Andreas Lako dalam Forum Group Discussion (FGD) bertema ”Jawa Tengah Tumbuh Tinggi dan Inklusif” yang digelar Bank Jateng di Hotel Atria, Magelang, Kamis (23/1).
Dalam FGD yang dipandu oleh Ekonom Senior Bank Jateng Bagus Santoso itu, menghadirkan narasumber lain, ekonom dari Universitas Diponegoro (Undip) Maruto Umar Basuki dan Mulyanto dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta.
Lako menambahkan, intervensi dalam hal literasi keuangan kepada masyarakat, khususnya di wilayah yang tingkat kemiskinan masih tinggi juga diperlukan supaya pengembangan usaha bisa lebih bergairah dan bertumbuh.
Analisis Kewilayahan
”Dengan lapangan kerja yang lebih besar, tingkat ketimpangan yang ada dengan daerah lain diharapkan juga semakin menurun.Analisis kewilayahan penting buat roadmap bisnis yang baik atau kaji ulang dan perbaiki untuk menuju pertumbuhan tujuh persen,” kata Lako.
Sementara itu, Maruto mengungkapkan, sepanjang lima tahun terakhir peningkatan investasi penanaman modal asing (PMA) diikuti penurunan tenaga kerja.
Untuk itu perlu dipikirkan juga bagaimana menggerakkan pembangunan di desa yang harus ditumbuhkan supaya bisa mengakselerasi pendapatan masyarakat di perdesaan.
”Ini bisa dilakukan melalui sektor-sektor lain yang bisa membantu menggairahkan usaha seperti agroindustri. Dengan berorientasi pada pembangunan desa tentu akan menumbuhkan banyak sektor yang sebenarnya potensial untuk bisa mendorong perekonomian daerah,” kata Maruto.
Adapun potensi ekonomi dari kawasan Solo Raya disoroti oleh ekonom UNS, Mulyanto.
Menurut dia, kontribusi industri pengolahan dan konstruksi cukup besar di wilayah tersebut. ”Solo banyak disumbang oleh bidang konstruksi di mana investor berlomba-lomba membangun hotel, ataupun properti yang lain.
Uang mengalir ke sana, perdagangan besar dan eceran juga tumbuh tinggi. Sektor informasi dan komunikasi dari tujuh wilayah di Solo Raya, tumbuh besar dan perbankan tentu bisa mengambil peran untuk mendorong ekonomi daerah,” jelasnya.
►https://www.suaramerdeka.com/smcetak/baca/214890/perbankan-bisa-lebih-berperan-garap-potensi-ekonomi-jateng, Suara Merdeka 24 januari 2019