Dosen Game technology Unika Soegijapranata, Dr Ridwan Sanjaya menjelaskan masyarakat dan instansi pemerintah untuk tidak paranoid dengan game Pokemon Go.
"Ada yang khawatir dengan data geospasial yang disimpan oleh server pembuat game, ada yang mengkhawatirkan efek kecanduan yang ditimbulkan, ada pula yang mengkhawatirkan waktu kerja yang tersita karena digunakan untuk memainkan Pokemon Go. Padahal pada prinsipnya sama saja dengan game lainnya," ucap Ridwan melalui keterangan tertulis kepada Tribun Jateng, Kamis (21/7/2016).
Dosen Game technology Unika Soegijapranata, Dr Ridwan Sanjaya
Ia menjelaskan, yang membedakan game itu dengan yang lain hanya karena tidak banyak game dengan jenis Augmented Reality (AR) yang ditemui oleh para pemain game. Sehingga jenis game yang baru ini dirasakan menarik bagi orang-orang. Terlebih, stimulasi untuk memainkan juga didorong dengan info yang dibagi di media-medis sosial. Sehingga mereka yang belum pernah memainkan merasa perlu memainkan jika ingin dianggap kekinian atau nyambung dengan pembicaraan.
"Fenomena ini akan selesai jika pemain tidak mendapatkan tantangan atau kejutan seperti yang dibayangkan atau diinformasikan orang-orang melalui media sosial. Sehingga pasti ada sebagian pemain yang tidak lagi menghidupkan Pokemon Go dalam beberapa waktu mendatang," imbuhnya lebih lanjut.
Menurutnya seperti game yang lain, pengaturan waktu untuk memainkan game dan lokasi untuk memainkannya perlu dikelola baik oleh diri sendiri atau orang lain. Namun tidak perlu membuat aturan baru dilarang memainkan game khusus untukPokemon Go.
"Memainkan game pada jam kerja dari dulu juga sudah tidak diperolehkan dan tidak elok ketika dipandang. Hal itu sudah ada sejak sebelum ada Pokemon Go, jadi tidak perlu dirisaukan," tegasnya.
Hal lain misalnya tersebarnya data geospasial, mainan seperti ini tidak perlu dikhawatirkan. Menurutnya, data yang lebih hebat saat ini seperti Google Street View, Google Earth, Google Map telah tersedia di publik. Jika yang dikhawatirkan adalah foto-foto yang di lokasi penangkapan pokemon, fitur camera juga bisa dimatikan.
Bahkan pemain-pemain lama, lebih menyukai tanpa adanya fitur camera karena lebih cepat dalam menangkap Pokemon. Sehingga tidak perlu sampai paranoid menghadapi fenomena ini.
Tautan : http://jateng.tribunnews.com