Tim pengabdian masyarakat dosen Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Kota Semarang diketuai oleh Dr Florentinus Budi Setiawan, MSc, pada Kamis (24/3/2022).
Mereka mengadakan penyuluhan kepada masyarakat tani Kelurahan Jatirejo, Kecamatan Gunungpati Kota Semarang sebagai kelanjutan dari evaluasi program pengabdian dan keberlanjutan program setelah penerapan teknologi tepat guna yang diselenggarakan sejak Desember 2021.
Dr Florentinus menjelaskan bahwa tim pengabdian yang ditujukan untuk kelompok Tani Rejo ini, dilakukan bersama sejumlah dosen Unika Soegijapranata dari berbagai disiplin ilmu.
Mereka ialah Dr Dra Laksmi Hartayanie, MP, dan Dr Ir Lindayani, MP, dari Jurusan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian, Dr Elisabeth Lucky MS, SE, MSi, CPA., dan Stephana Dyah Ayu R, SE, MSi, CA, CPA, dari Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis.
Dijelaskan pula pengabdian tim dosen Unika Soegijapranata ini muncul untuk menjawab kebutuhan petani khusus petani jagung yang memiliki permasalahan jagung yang tidak bisa kering bila musim penghujan.
Menurutnya, panen raya jagung di Kelurahan Jatirejo seringnya berada di musim penghujan, yaitu bulan Januari dan Februari.
Dalam kondisi tersebut terdapat sampai lebih dari satu ton jagung bisa berjamur karena kadar air yang tinggi, bila tidak cepat dikeringkan.
“Berdasarkan keprihatinan tersebut, tim pengabdian dosen Unika Soegijapranata mencoba memberikan alat bantu untuk produksi jagung, berupa mesin pipil jagung, mesin pengering tenaga surya atau Solar Tunnel Drier (STD), alat pendukung untuk proses olahan produk jagung, serta pelatihan budi daya jagung yang tepat,” ungkap Dr Florentinus Budi.
Di samping itu alat STD ini sudah ada cukup lama namun untuk di Indonesia alat ini masih jarang dijumpai, oleh karena itu kita coba kembangkan mengingat Indonesia adalah negara tropis dan tentunya kaya akan panas matahari tetapi belum dimanfaatkan secara optimal.
“Memang tenaga surya juga ada, tetapi yang langsung model seperti STD ini adalah yang cocok untuk masyarakat, mengingat perawatannya mudah, dan membuatnya juga tidak sulit sedangkan manfaatnya besar,” lanjutnya.
Sementara itu, Mohammad Nasruddin selaku bendahara kelompok Tani Rejo dalam kegiatan pengabdian para dosen Unika Soegijapranata, sangat mengapresiasi bantuan yang diberikan oleh para dosen Unika Soegijapranata karena dengan kegiatan pengabdian ini para petani merasa sangat terbantu.
“Pada komoditas jagung ini, saat musim panen biasanya bersamaan dengan musim hujan sehingga para petani merasa sangat kesulitan untuk pengeringan, makanya kami mencoba mencari cara bagaimana mengatasi kesulitan ini. Kebetulan tim pengabdian dosen dari Unika Soegijapranata menawari kami alat pengering yang kami butuhkan, tentu kami sambut baik tawaran tersebut,” ujarnya.
Sebab meskipun cara penanaman dan perawatan tanaman jagung sudah maksimal, tetapi saat penjualan kurang maksimal, hal tersebut akan mengurangi kesejahteraan petani, lanjutnya.
Dengan penggunaan alat STD ini, maka pendapatan dan kesejahteraan petani tampak mulai meningkat.
Karena jika jagung kita jual janggelan per kg bisa Rp 1500, sedang jika dipipil basah harganya menjadi Rp 2,5 ribu sampai Rp 3ribu.
Nasruddin menambahkan, jika yang sudah dipipil itu bisa dikeringkan, maka harga bisa mencapai Rp 5 ribu sampai dengan Rp 6 ribu, maka menurut penilaian kami, pengabdian ini sudah sangat tepat.
Ia pun berharap tim dosen dari Unika Soegijapranata berharap kegiatan ini bisa selalu mendampingi pihaknya, bukan hanya pada komoditi jagung saja tetapi bisa pula menjangkau komoditi yang lain supaya para petani di Jatirejo bisa lebih berhasil dan dapat meningkatkan pendapatan keluarga petani di Kelurahan Jatirejo.