Salah satu penyusun masterplan Bus Trans Semarang, Djoko Setijowarno mengungkap proses rekruitmen operator bus yang belakangan ini terjadi. Hal itu ia paparkan setelah mendengar info perkelahian antara operator dan penumpang.
"Saya sedikit banyak tahu itu (proses rekruitmen) karena kami yang membantu buatkan masterplan melalui Balitbangda tahun 2005," terang Djoko saat dihubungi Tribun Jateng, Minggu (31/7/2016).
Ia mengungkap bahwa dalam rekruitmen tidak ada tes psikologis, pelatihan kerja, hingga evaluasi kerja.
"Setelah diterima, tidak ada pembinaan bagaimana cara pelayanan yang benar, sehingga gampang emosi dan malah berkelahi dengan penumpang," jelasnya lebih lanjut.
Ia juga menilai, bahwa seharusnya operator koridor dua lebih baik diisi oleh kumpulan pengusaha angkot di jalur tersebut.
"Kembalikan operator kor 1 dan 2 ke pengusaha angkot jika Pemkot peduli pada pengusaha angkot di Semarang yg kondisinya kembang kempis dan hampir punah," saran pengamat Transportasi Unika Soegijapranata tersebut.
Tautan : http://jateng.tribunnews.com