KAMPUS harus lebih adaptif untuk memberikan ruang kreasi bagi mahasiswa. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan hal itu akan memicu banyak talenta. Tak hanya keilmuan dan di luar keilmuan, tapi juga melahirkan generasi kepemimpinan yang baik melalui kegiatan keorganisasian.
“Jadi mahasiswa bisa belajar mengorganisasikan diri dan kelompoknya, tidak akan mendominasi diri dan memiliki keahlian,” kata Ganjar saat menjadi pembicara dalam acara Pembekalan Terpadu Mahasiswa Baru 2022 “Joyfull Learning” di Lapangan Albertus Kampus Unika Soegijapranata, Semarang. Jateng. Rabu (31/8).
Aktivitas mahasiswa dalam berorganisasi, menurut Ganjar, juga bisa dikonversi menjadi nilai akademik. Ganjar mengatakan eksplorasi softskill dan kepemimpinan tidak bisa didapat dari ruang kelas saja.
“Menarik ini temanya yang di Unika ini, Joyfull Learning. Jadi bagaimana membikin pembelajaran atau prosesnya itu menyenangkan. Itu menjadi ruang untuk kreativitas mahasiswa,” ujarnya.
Kepada mahasiswa, Ganjar menegaskan kunci menghadapi perubahan dunia adalah dengan menjadi individu yang adaptif. Maka cara belajar juga harus menyesuaikan.
“Nggak bisa belajar biasa-biasa saja tetapi harus luar biasa. Itu bisa dibangun kalau mereka membuat satu kelompok, tim diskusi didampingi bapak-ibu dosen dan diarahkan pada kondisi-kondisi yang mereka harus adaptif, inovatif, dan kreatif seperti merdeka belajar,” ungkapnya.
Joyfull Learning sebagai tema harus diartikan secara luas. Apalagi di Unika Soegijapranata, mahasiswanya sangat beragam.
“Saya senang, hampir seluruh Indonesia ada. Maka joyfull learning-nya itu tidak hanya diartikan dalam proses belajarnya tetapi mereka bisa berteman dengan banyak orang dari banyak tempat, mengerti beda suku, agama, golongan sosial yang ada,” katanya.
Bertemunya beragam etnis, budaya, dan golongan itu, kata Ganjar, kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar mengenai jati diri bangsa.
“Ini menjadi pembelajaran yang lebih lengkap lagi. Bisa saling berbagi pengetahuan budaya, kemudian saling mengerti dan menghormati,” ujarnya.
Dalam acara itu, Ganjar juga sempat berdialog dengan sejumlah mahasiswa. Di tengah dialog, ada salah seorang mahasiswa bernama Dafa yang bertanya tentang bagaimana cara menjadi gubernur.
Setelah memberikan jawaban singkat, Ganjar mempersilakan mahasiswa lain yang tahu untuk ikut menjelaskan kepada teman-teman mahasiswanya.
Saat itulah salah seorang mahasiswi bernama Sri Utami mengangkat tangan dan menjelaskan secara detail mengenai bagaimana cara menjadi gubernur atau kepala daerah serta menjadi presiden.
“Untuk menjadi gubernur atau kepala daerah harus melalui partai (diusulkan oleh partai) atau maju independen. Tapi berbeda untuk menjadi presiden karena tidak dapat maju sebagai independen tetapi harus diusung oleh partai atau gabungan beberapa partai,” ujar mahasiswi baru Fakultas Psikologi Unika Soegijapranata itu (RO/OL-09)
#https://mediaindonesia.com/nusantara/519014/ganjarkampus-harus-adaptif-berikan-ruang-kreasi-pada-mahasiswa