Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo kembali menyinggung Bupati Klaten yang terkena operasi tangkap tangan (OTT) beberapa waktu lalu. Dia menyebut kasus korupsi sebagai fenomena nggragas (serakah).
Menurutnya, kasus yang menjerat Bupati Klaten Sri Hartini sangat memalukan.
“Kaget-kaget banget si nggak, seperti buang angin saja, ya malu juga,” ungkap Ganjar saat menjadi narasumber acara diskusi di Unika Soegijapranata, Selasa (3/1).
Ganjar juga dengan tegas menyebutkan ketika uang menjadi alat paling ampuh untuk mendapatkan segala sesuatu maka yang terjadi keuangan yang maha esa, bukan lagi Ketuhanan yang Maha Esa. “Fenomena apa? Ini fenomena nyolongan, fenomena nggragas!” tegasnya.
Menurutnya usai tertangkapnya Bupati Klaten, Ganjar menerima laporan dari dua kabupaten lain. Politisi PDI Perjuangan ini kembali menegaskan bahwa dirinya terbuka untuk menerima laporan dari bawah. “Mereka yang terjerat itu adalah politisi yang tersesat dan politisi kalkulator,” bebernya.
Bibit korupsi sebenarnya sudah muncul sejak awal mereka mencalonkan diri. Inilah yang disebutnya sebagai politisi kalkulator karena menghitung untung rugi yang akan mereka dapatkan.
Menurutnya dibutuhkan hukum yang progresif untuk menangani kasus korupsi. Selain itu juga hukuman yang diperpanjang bisa dijadikan solusi pengurangan korupsi.
“Namun tentunya tekanan bagi para penegak hukum akan tinggi, kita bisa lihatlah berapa banyak penyidik KPK yang hancur karena ini (memberantas korupsi),” imbuhnya.
Mantan legislator Senayan ini sangat mendukung digencarkannya OTT. “Saya ingin OTT terus, meski tidak bisa menghilangkan tapi ini terbukti masih efektif,” tukasnya. ( https://metrosemarang.com )